Apabila dipercaya menjadi Ketua Dewan Tanfidziyah PBNU, Said bertekad membawa NU kembali ke pesantren yang menjunjung tinggi agama, akhlak, kesederhanaan, dan kemandirian. ”NU akan menjadi besar apabila meninggalkan politik praktis,” ungkap Said yang sekarang Ketua PBNU itu.
KH Salahuddin Wahid
KH Salahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Solah mengaku tidak pernah berkeinginan menjadi kandidat ketua Dewan Tanfidziyah PBNU. Namun, desakan sejumlah kiai sepuh di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat membuat Gus Solah berubah pikiran. ”Saya akan bertarung habis-habisan guna menjalankan amanah kiai sepuh,” tuturnya.
Apabila dipercaya menjadi Ketua Dewan Tanfidziyah, Gus Solah bertekad membawa NU fokus pada kegiatan sosial, pendidikan, dakwah, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi umat.
”Saya ingin menggarap sektor ekonomi secara serius karena di sinilah letak kelemahan kepengurusan-kepengurusan PBNU sebelumnya,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, ini. Gus Solah juga beranggapan, NU harus dijauhkan dari politik praktis. Dengan menjauhkan diri dari politik, NU pun akan lebih mudah kembali ke Khittah 1926.
Slamet Effendy Yusuf
Slamet Effendy Yusuf maju sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU dengan modal dorongan banyak kiai NU, sesepuh, guru, teman, serta pimpinan wilayah dan cabang. ”Saya punya pengalaman ikut mengelola organisasi besar di luar NU yang memiliki model pengorganisasian yang modern,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia ini.
Ia menilai, persoalan NU sekarang adalah terkait konsistensi pada Khittah NU. ”Saya melihat, pengurus sering terjebak melibatkan NU ke politik praktis yang tidak dibenarkan Khittah,” ujar mantan Ketua DPP Partai Golkar ini.
Jika terpilih, Slamet berjanji akan melaksanakan program muktamar. Tetapi, ia punya visi yang akan menuntun arah pelaksanaan program. Pertama, penguatan wawasan Islam ala Ahlussunnah Wal Jamaah, wawasan Islam NU. Kedua, penguatan organisasi dan, ketiga, penguatan program. ”Saya memilih program pendidikan, pelayanan sosial, peningkatan ekonomi, kaderisasi, dan memperkokoh jaringan NU,” katanya.(NTA/MZW/RIZ/SSD)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.