Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan Naiknya Timbangan

Kompas.com - 15/03/2010, 15:35 WIB

KOMPAS.com — Seiring dengan bertambahnya usia, pinggang melar adalah momok tersendiri. Alhasil kita pun menjauhkan diri dari timbangan dan ritual membeli baju pun menjadi aktivitas yang tidak menyenangkan.

Menurut Pamela Peeke, MD, MPH, penulis buku Fight Fat After Forty, kenaikan berat badan di usia 40 tahun ke atas adalah hal yang wajar. Sebab, perubahan hormon membuat lemak sangat mudah menumpuk di dalam tubuh. Namun, sebenarnya perubahan hormon hanya membuat tubuh kita naik 1-2,5 kg. “Yang membuat timbangan terus naik adalah gaya hidup kita yang tidak sehat dan jarang berolahraga.”

Lalu apa yang dapat kita lakukan? “Pegang 3 kunci ini, pikiran, mulut, dan otot,” Peeke menjawab dengan antusias.

Gunakan pikiran untuk mengendalikan stres yang muncul. Perubahan hormon juga berpengaruh kepada kestabilan emosi kita. Setelah itu, Peeke menambahkan, pilihlah ukuran, kualitas, serta frekuensi makan yang kaya nutrisi. “Ketika kita berbicara mengenai kecukupan gizi untuk usia lanjut, maka menu makan harus lebih banyak terdiri gandum, buah, sayuran, plus protein,” paparnya seraya menyebutkan, kita juga harus ingat kebutuhan kalori dalam sehari.

Kita yang berusia 40-50 tahun membutuhkan 1.500-1.600 kalori dalam sehari jika kita melakukan olahraga. Sedangkan untuk laki-laki lanjut usia, kalori yang dibutuhkan dalam sehari adalah 1.800-2.000.

Agar lemak tidak menumpuk dengan bebas, Peeke meminta kita untuk melakukan olahraga. Aktivitas fisik ini tidak hanya menyusutkan lemak dalam tubuh, tetapi juga menguatkan tulang-tulang kita. Idealnya, persentase lemak dalam tubuh untuk perempuan lanjut usia adalah 22-27 persen. Sedangkan untuk laki-laki adalah 18-25 persen dari kebutuhan kalori dalam sehari.

Adapun untuk aturan makan, Peeke membolehkan kita untuk makan setiap 3 atau 4 jam sekali. Dengan begitu, kita tidak akan terlalu makan berlebihan karena menahan lapar terlalu lama. “Tapi ingat, jangan makan terlalu malam. Sebab, semakin malam kita makan maka tubuh semakin memiliki waktu yang sempit untuk mengolahnya menjadi energi.” (Prevention-online/Siagian Priska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com