Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad Dulmatin Dipulangkan

Kompas.com - 12/03/2010, 03:26 WIB

Jakarta, Kompas - Jenazah Dulmatin, Kamis (11/3) malam, dibawa pulang ke kampungnya di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah. Kerabat Dulmatin, di antaranya Azzam Baabud, tampak menjemput jenazah.

Sekurangnya delapan kerabat Dulmatin datang ke RS Polri Kramatjati untuk menjemput jenazah. Ikut dalam rombongan, Abu Wildan, kawan dekat Dulmatin. Ada pula kakak kandung Dulmatin, Azzam Baabud, yang terus diburu wartawan.

Jenazah disimpan di peti kayu bertulis Joko Pitono. Peti mati lalu dimasukkan ke ambulans Polri, Suzuki AVP bernomor polisi B 1017 TIX. Ambulans diikuti dua mobil pengantar jenazah Mitsubishi Kuda B 1504 GW, dan Suzuki Vitara B 1300 TJA.

Tempat pelarian

Dari Aceh dilaporkan, warga di desa-desa yang diduga menjadi tempat pelarian kelompok teroris di Aceh mulai dicekam suasana konflik. Selain diwajibkan melakukan patroli malam, warga tak berani pergi ke kebun sehingga ekonomi mereka terganggu.

Muzakir (42), Kepala Desa Suka Tani, Kecamatan Janto, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, yang ditemui Kamis, mengatakan, sejak ditemukan pusat pelatihan kelompok teroris di Bukit Jalin, kawasan Cagar Alam Janto, sekitar 3 kilometer dari kampung mereka, kehidupan berubah. Warga dilanda kekhawatiran. Di lokasi itu, polisi menemukan bekas kamp pelatihan yang ditinggalkan.

Warga juga tak berani lagi datang ke kebun. ”Sejak dua minggu lalu, Kapolsek Janto memerintahkan desa-desa melakukan siskamling. Suasananya sudah seperti saat konflik,” kata Muzakir.

”Awalnya kami tidak percaya ada teroris berlatih di dekat desa kami. Mereka dari luar, tak ada warga kami yang terlibat. Untuk menuju ke lokasi, banyak jalan yang bisa dilalui, tak harus lewat desa kami,” katanya.

Jalan menuju lokasi yang diduga pusat pelatihan teroris itu sepi dan jarang dilalui orang. Jarak dari Banda Aceh sekitar 70 kilometer, melalui hutan dan kebun kosong. Mobil hanya bisa mencapai gerbang Cagar Alam Janto. Selebihnya harus jalan kaki sekitar empat jam.

Suasana yang sama juga terjadi di Desa Teladan, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, yang diduga menjadi pelarian para teroris. Kepala Desa Teladan Yul Efendi (42) mengaku terkejut dengan munculnya kelompok teroris di sekitar desa mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com