Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boni Hargens: "Amien Biasanya Melempem"

Kompas.com - 25/02/2010, 17:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens menilai pernyataan politik Amien Rais yang mengatakan Boediono dan Sri Mulyani harus mundur lambat laun akan berubah. Ini berbeda dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang tetap akan mendukung Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono.

"Amien biasanya melempem," kata Boni di Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2010).
   
Penilaian Boni di atas terkait posisi PAN menyusul rapat paripurna Panitia Khusus Angket Kasus Century pada 2 Maret mendatang. Dalam pandangan akhirnya, PAN masih sumir. Seperti dalam menyebut jabatan yang tidak jelas dan mengacu pada siapa. "Kalau hanya mengacu pada pejabat KSSK dan BI, kan tidak secara otomatis mengacu pada Boediono dan Sri Mulyani," sambungnya.
   
Dikatakan Boni, pandangan seperti ini tidak menutup kemungkinan akan mengalihkan tanggungjawab bukan pada keduanya, tetapi akan dibebankan kepada bawahannya. "Bisa saja tanggungjawab dibebankan kepada orang-orang di sekitarnya," ungkapnya.

Menurut Boni, meski di PAN sendiri ada perbedaan dua pandangan antara kubu Hatta dan Amien, itu akan berakhir damai menjelang pembacaan kesimpulan. Artinya Amien akan takluk kepada Hatta. "Saya yakin akan ada damai tanggal 2 nanti," pungkasnya sambil menuju mobil.

Dalam pemberitaan kemarin, Amien yang ketua MPP PAN menilai Boediono dan Sri Mulyani adalah dua tokoh yang mendapat sanksi moral dan sosial. Sehingga, menurut Amien, sebaiknya kedua orang itu melepaskan kontroversi dengan mengundurkan diri dari jabatan Menteri Keuangan dan Wakil Presiden. "Keduanya diberi kesempatan untuk undur diri atau memang diberhentikan," kata Amien di rumahnya.

Seperti diketahui, Hatta adalah tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono selain punya kedekatakan khusus lainnya. Apalagi di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, Hatta menjadi menteri kepercayaan Presiden SBY, yakni Menteri Koordinator Perekonomian Rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com