JAKARTA, KOMPAS.com- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens menilai pernyataan politik Amien Rais yang mengatakan Boediono dan Sri Mulyani harus mundur lambat laun akan berubah. Ini berbeda dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang tetap akan mendukung Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono.
"Amien biasanya melempem," kata Boni di Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2010).
Penilaian Boni di atas terkait posisi PAN menyusul rapat paripurna Panitia Khusus Angket Kasus Century pada 2 Maret mendatang. Dalam pandangan akhirnya, PAN masih sumir. Seperti dalam menyebut jabatan yang tidak jelas dan mengacu pada siapa. "Kalau hanya mengacu pada pejabat KSSK dan BI, kan tidak secara otomatis mengacu pada Boediono dan Sri Mulyani," sambungnya.
Dikatakan Boni, pandangan seperti ini tidak menutup kemungkinan akan mengalihkan tanggungjawab bukan pada keduanya, tetapi akan dibebankan kepada bawahannya. "Bisa saja tanggungjawab dibebankan kepada orang-orang di sekitarnya," ungkapnya.
Menurut Boni, meski di PAN sendiri ada perbedaan dua pandangan antara kubu Hatta dan Amien, itu akan berakhir damai menjelang pembacaan kesimpulan. Artinya Amien akan takluk kepada Hatta. "Saya yakin akan ada damai tanggal 2 nanti," pungkasnya sambil menuju mobil.
Dalam pemberitaan kemarin, Amien yang ketua MPP PAN menilai Boediono dan Sri Mulyani adalah dua tokoh yang mendapat sanksi moral dan sosial. Sehingga, menurut Amien, sebaiknya kedua orang itu melepaskan kontroversi dengan mengundurkan diri dari jabatan Menteri Keuangan dan Wakil Presiden. "Keduanya diberi kesempatan untuk undur diri atau memang diberhentikan," kata Amien di rumahnya.
Seperti diketahui, Hatta adalah tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono selain punya kedekatakan khusus lainnya. Apalagi di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, Hatta menjadi menteri kepercayaan Presiden SBY, yakni Menteri Koordinator Perekonomian Rakyat.