JAKARTA, KOMPAS.com — Sulit membantah bahwa acara pendeklarasian organisasi kemasyarakatan Nasional Demokrat, Senin (1/2/2010) malam di Istora Senayan, Jakarta, menjadi ajang pertemuan bagi para rival Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Belasan tokoh nasional dan politisi hadir pada acara pendeklarasian ormas yang digagas Surya Paloh dan Sultan Hamengku Buwono X tersebut. Sebut saja Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, mantan Ketua Umum Partai Golkar M Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
Ketiganya adalah lawan politik SBY yang tersingkir pada Pemilu Presiden 2009. Di sana juga hadir kader Golkar pro-Surya Paloh, seperti Jeffrie Geovani dan Enggartiasto Lukita. Paloh sendiri dikalahkan Aburizal "Ical" Bakrie pada ajang perebutan kursi ketua umum Partai Golkar tahun 2009. Begitu terpilih, Ical pun segera merapat ke kubu SBY.
Sebaliknya, pimpinan puncak parpol mitra koalisi gerbong Partai Demokrat, seperti Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, malah tidak terlihat.
Hal itu dibenarkan oleh pengamat politik Burhanuddin Muhtadi. "Ini seolah-olah sebuah bentuk konsolidasi kekuatan dari lawan-lawan politik SBY," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (1/2/2010) di Jakarta.
Burhanuddin mengatakan, kemunculan mereka bukan tanpa sebab. Pasalnya, para lawan politik tersebut tampil di tengah-tengah kondisi melonjaknya ketidakpastian politik dan makin membesarnya ketidakpercayaan masyarakat kepada SBY.
"Menurut saya, ini by design. Mereka hendak mengambil simpati masyarakat yang sepertinya mulai haus akan munculnya tokoh alternatif," ujar Burhanuddin.
Selama ini, imbuhnya, terjadi kemampetan proses rekrutmen kepemimpinan nasional sehingga SBY dengan mudah menang secara meyakinkan pada pemilu presiden lalu.
Kasus Bank Century yang tengah mendapat sorotan tajam masyarakat, kata Burhanuddin, dapat menjadi pintu masuk bagi rekonsolidasi kekuatan lawan-lawan SBY.
Terkait lahirnya tokoh nasional alternatif pada Pemilu 2014, Burhanuddin mengatakan, bisa saja orang tersebut berasal dari lingkaran para rival politik SBY maupun satu generasi berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.