Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ferry Mursyidan: Sebaiknya Pilkada Serentak Ditunda 2011

Kompas.com - 28/01/2010, 09:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan, mengusulkan, jika memang ada kendala soal anggaran, sebaiknya pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak ditunda hingga 2011.

"Jika benar terjadi, langkah yang harus diambil adalah menunda pilkada serentak menjadi tahun 2011 dan kepala daerah yang habis masa jabatannya tetap berakhir sesuai dengan periodisasinya," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/1/2010).

Untuk mengisi kekosongan jabatan, mantan Ketua Pansus RUU Pemilu itu mengusulkan agar diangkat pejabat sementara (pjs) kepala daerah dari PNS yang memenuhi syarat.

"Dan, harus ditegaskan bahwa dia tidak boleh menjadi calon dalam pilkada," tandasnya.

Demi adanya pilkada yang lebih baik dan efisien, Ferry kemudian memberikan beberapa catatan kritis.

"Mulai tahun 2010 adalah kali kedua bangsa ini akan melaksanakan pemilihan kepala daerah atau pilkada," katanya.

Ferry menilai, banyak catatan yang mengiringi pelaksanaan pilkada, mulai dari pembentukan panitia pengawas pemilu (panwaslu), tidak siapnya anggaran secara memadai, sampai dengan pemikiran untuk "mengembalikan" pilkada melalui pemilihan di DPRD, khususnya pilkada provinsi.

"Melihat hal tersebut, ada beberapa hal yang mesti mendapat perhatian KPU (Komisi Pemilihan Umum), termasuk KPU provinsi, kabupaten, dan kota. Pertama tentang anggaran, mulai dari yang belum dianggarkan atau anggarannya tidak mencukupi," ujar Ferry.

Tentang hal ini, menurut dia, mengesankan ketidaksiapan untuk penyelenggaraannya dan jelas situasi tersebut sesungguhnya menjadi sesuatu yang mengherankan.

"Pasalnya, bukankah undang-undang sudah sangat jelas, yakni bersumber dari APBD, sehingga tidaklah mungkin hal tersebut belum dianggarkan dalam APBD 2010," tanyanya heran.

Jika memang tidak dianggarkan, menurut Ferry , hal itu lebih merupakan keteledoran dalam hal penganggaran dan patut dicermati mengapa hal tersebut tidak dianggarkan.

"Jika hal itu terjadi, langkah yang harus diambil, sebagaimana saya tegaskan tadi, adalah menunda pilkada menjadi tahun 2011," tegasnya.

Untuk kepala daerah yang "teledor" dan baru satu kali masa jabatan, Ferry menyarankan, hendaknya diberi sanksi tidak boleh menjadi calon dalam pilkada di daerah tersebut.

"Sanksi ini penting sebagai bentuk pembelajaran dalam membangun sistem bernegara," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com