SURABAYA, KOMPAS.com - Aksi anarkisme para bonek atau suporter Persebaya tak bisa dihindari. Petugas kepolisian pun kewalahan mengatasi karena keterbatasan jumlah. Bagaimana tidak, dalam satu rangkaian kereta api yang mengangkut 1.600 bonek hanya terdapat 14 petugas kepolisian.
"Kami menugaskan empat petugas kepolisian berpakian preman dan 10 petugas kepolisian berpakaian dinas," kata Wakapolwil Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Setija Junianta, Minggu (24/1) saat mengamankan kedatangan para bonek di Stasiun Wonokromo, Surabaya.
Di setiap stasiun yang dilewati Kereta Api (KA) pengangkut bonek, yaitu KA Luar Biasa dan KA Pasundan petugas kepolisian juga disiagakan. Namun demikian, peristiwa pelemparan batu oleh para bonek masih saja terjadi.
Selain para bonek, aksi pelemparan juga dilakukan warga di daerah Solo yang beberapa hari lalu menjadi korban pelemparan batu para bonek. Salah seorang bonek, Muhammad Chairul (17) terluka di bagian pelipis sebelah kanan. Setibanya di Stasiun Wonokromo, Chairul langsung mendapatkan perawatan dari petugas.
Meski demikan, kepulangan bonek ke Surabaya menggunakan KA Luar Biasa relatif tertib daripada keberangkatan mereka ke Bandung. Jika sebelumnya banyak bonek yang naik kereta hingga ke atas gerbong, kini petugas Kepolisian dan PT KA melarang mereka. Seluruh bonek harus berada di dalam KA selama di perjalanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.