Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan "Gurita Cikeas" Laris, Tapi Galangpress Tak Kemaruk

Kompas.com - 03/01/2010, 20:16 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Galangpress Julius Felicianus, meyayangkan adanya anggapan dari sebagian pihak bahwa Galangpress sukses dan menarik untung dalam menjual buku Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century.

Buku karangan George Junus Aditjondro yang menuai banyak kontroversi, memang laris di pasaran. Bahkan banyak yang tak bisa mendapat di toko.

"Kami menerbitkan buku dan menjualnya, dengan kalkulasi, dengan niat baik. Tidak dengan keinginan bahwa buku itu semoga bombastis dan meledak di pasaran. Berapa sih keuntungan jualan buku? Kecil. Kan, kami juga memberi royalty ke penulis. Semua orang yang bergerak dalam bisnis buku, pasti mengerti pendapat saya itu. Kami tidak kemaruk (menangguk untung secara ngawur)," kata Julis di Yogyakarta, Minggu (3/12/2010), tanpa menyebut berapa.

Buku "Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century", akan dicetak ulang oleh Penerbit Galangpress secepatnya dengan jumlah 5.000-10.000 eksemplar. Cetakan pertama buku itu, yakni 4.000 eksemplar sudah ludes.

"Untuk rencana cetak ulang, kami mesti berdiskusi dulu dengan Pak George Junus dan pengacara Galangpress (Jeremias Lemek) tentang apakah cetakan ulang itu nanti sama persis isinya dengan cetakan pertama, apa ada sejumlah revisi. Tapi yang jelas, secepatnya buku akan kami cetak ulang," terangnya.

Rencana mencetak ulang dilatarbelakangi minat masyarakat yang tinggi. Bahkan, sampai hari ini ada 6.000-an orang masuk daftar tunggu sebagai pembeli di Galangpress. Sebelumnya, 13 perguruan tinggi juga memesan, dan satu kampus bisa memesan 50 hingga100 eksemplar. Selain itu pesanan juga datang dari semua parpol, sejumlah duta besar, hingga Pansus Century. Dengan kondisi seperti itu, keengganan toko-toko buku di sejumlah kota besar di Jawa menjual buku tersebut, tak menjadi soal.

Galangpress melakukan cetak pertama buku ini sebanyak 4.000 ekspemplar. Rinciannya, 30 persen dijual di toko-toko buku kecil dan 70 persen di toko-toko buku besar. Semestinya 23 Desember lalu buku sudah dipajang di toko buku besar namun toko buku masih enggan dengan alasan takut.

Pekan lalu, Komnas HAM atas permintaan Galangpress mengirim surat yang selanjutnya akan diteruskan Galangpress ke distributor buku dan toko buku besar. Surat itu berisi imbauan agar jangan takut menjual buku George Junus karena buku tersebut merupakan kajian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Namun lebih dari separuh toko buku besar di Jawa tidak berani menjualnya. Kalau demikian keadaannya, buku mendingan kami tarik saja dan dioper ke toko buku yang berani menjual, juga untuk mereka yang sudah memesan buku ini," ujar Julius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com