Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: "Ya Robert" itu untuk Agus Martowardojo

Kompas.com - 13/12/2009, 17:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan klarifikasi atas kata-katanya dalam rekaman rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang mengatakan "Rapat tertutup, ya Robert." Dalam jumpa pers, Minggu ( 13/12/2009 ), mantan Ketua KSSK ini menjelaskan bahwa kata-kata tersebut ditujukan kepada Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo.

Menurutnya itu merupakan kalimat jawaban atas pembicaraannya dengan Agus mengenai Robert Tantular. "Saya katakan 'rapat tertutup ya Robert'. Itu menyambut urusan Robert Tantular seperti yang disebutkan Agus Martowardoyo," kata Sri Mulyani.

Pembicaraan dengan Agus tersebut, kata Sri Mulyani, terkait dengan kondisi rapat yang ingin masuk kepada sesi rapat selanjutnya. Ia menjelaskan bahwa rapat berikutnya tersebut berlangsung tertutup dan hanya akan diikuti oleh pihak tertentu. "Karena itu sudah hampir pagi dan kita harus membuat keputusan. Jadi brain storming sudah cukup kita sudah harus masuk ke rapat pengambilan keputusan," paparnya.

Ia kemudian menjelaskan, rapat pada sesi pertama dihadiri kurang lebih 35 orang terdiri dari berbagai pejabat eselon I dan deputi-deputi. Sementara pada sesi kedua hanya dihadiri oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Sekretaris KSSK.

"Pak Marsilam Simanjuntak (Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi) mengatakan pada saya, 'ya sudah, masalah sudah jelas sehingga ibu bisa pindah ke ruangan sebelah sehingga peserta yang lain tidak harus bubar atau pindah ke ruangan lain," jelasnya.

Rapat KSSK itu sendiri, dijelaskannya, berlangsung pada 21-22 November 2008. Berlangsung selama sekitar empat jam mulai dari pukul 00.00 hingga pukul 04.00 pagi. Lalu kemudian dilanjutkan sebagaimana dijelaskan oleh Sri Mulyani.

Klarifikasi Sri Mulyani tersebut sekaligus menguatkan bantahannya atas tuduhan anggota Pansus Bank Century Bambang Soesatyo bahwa ia pernah bertemu dan berbicara dengan Dirut Bank Century Robert Tantular.

Berikut transkrip rekaman yang menuai kontroversi itu:

Marsilam Simanjuntak (Ketua UKP3R): Pasal 37 itu nggak mempersoalkan dampak sistemik, atau tidak dampak sistemik itu pokoknya ada kesulitan pembayaran, ada segala macam.

Siti Fadjrijah (Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Perbankan): Karena kita menyatakan itu sistemik bawalah ke KSSK.

Agus Martowardojo: Tapi saya rasa ya, yang dananya besar ada special deal mungkin dia kuasai pemilik. Jadi kalau seandainya yang 2 M mau diselamatkan diselamatkan. Yang di atas 2 M dimasukin ke ruangan minta jumlah itu untuk ditanggung sama Robert Tantular. Nanti Robert Tantular pasti nyanyi bahwa nggak yang ini sebetulnya pemilik, ini sebetulnya pemilik nanti mungkin  bisa diatasi, mungkin ya? Tapi betul-betul harus bisa keras dan proses hukumnya juga harus cepat gitu, karena pilihannya nggak banyak dan ..ee tetapi ada yang betul-betul gadis jujur kita berani bayarin juga dia gitu, karena dia memang nggak sengaja gitu.

Sri Mulyani (Menteri Keuangan): Ya udah rapat tertutup  sekarang kita......ya Robert....

Marsilam Simanjuntak: Saya kira Ibu rapat tertutup saja, dengan catatan bahwa kesimpulan ini..apalagi pasalnya adalah keadaan krisis yang kita hadapi sekarang..... Nah inilah setiap problem bank yang terangkat....supaya  siap-siap aja, saya kira itu. Kalau nggak gitu kita gak usah keluar dari....

Sri Mulyani: Sebenarnya rapat tertutup ada di kamar itu.

Marsilam Simanjuntak: Iya, kalau gitu kita nggak usah keluar ya, yang mau rapat tertutup yang pindah......hanya 4-5 orang kan, bisa nggak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com