Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi-puisi Abimardha Kurniawan

Kompas.com - 03/12/2009, 12:32 WIB

9/10/2005, 02:43:15

jemari waktu turut mempertegas jejak bimbangmu
selain sinar bulan dan malam letih
yang ranum menggayuti ranting pohonan.
sebagaimana kau kecup senyum bintang jatuh
di antara milyaran cahaya yang mengotori langit isya
perlahan keningmu gundah menengadah
mencari-cari rongga gelisah
yang tersembunyi di balik khayalan mawar merah
sampai-sampai tangan masa kecilmu
tak lagi bermimpi tentang peri mungil lucu
penabur hening gugusan bintang
penghuni sunyi sudut-sudut bimbang meremang...

13/10/2005, 17:20:31

angin yang menyirak rumpun ilalang itu sesekali menepi
untuk dikubur kembali dalam harum jelaga dan tanah basah.
inilah saat di mana daun dan puisi telah diberkati sunyi...

13/10/2005, 20:31:59

gemetar kata-kataku memilih tinggalkan malam-malam tak berpintu.
mengajak jari-jemarimu, derai dan masa lalu,
membaca muasal rindu yang rebah berabad lalu

15/10/2005, 09:50:32

pada gerimis dan airmata segala bermula lalu mengucur
bak gairah angin beriring musim dingin dari bumi yang letih
juga kilasan badai yang berjuntai dari hening yang memutih

17/10/2005, 11:04:33

pecahan bulan di sudut matamu tiba-tiba hening
kemudian beku, lalu membatu, sebab tak ada ruang bagi langit
mencipta riuh gerimis dari puing-puing suaramu

18/10/2005, 19:07:14

bulan di tepian kolam membiarkan sinarnya
patah oleh temaram, semoga bukan oleh tanganku
yang terlalu ingin menyentuh sudut-sudut muram
demi memperjelas wajah kunang yang mati,
terbunuh atas nama rindu dan malam

26/10/2005, 15:51:31

terbit hujan merimbun di tengah persimpangan
kutemukan sinar itu, kubaringkan pelan
di antara remahan kaca dan ucapan turut berduka
sebab maut pun meneteskan luka-lukanya
mengurai bisa di udara terbuka

28/10/2005, 16:59:45

gerimis adalah tumpahan kata (yang remang) di kaca jendela
kueja awal pertempuran pada kekalahan cuaca
tanpa kubisikkan nama-nama yang berlayar, pergi
sebelum kata-kata pecah di dasar senja 

25/1/2006, 18:47:02

januari menyelinap lewat gerai alismu
coba katakan, bulan segera tiba
berpupur kabut dan musim penghujan
namun gelisahku kian memutih
seakan februari lahir memilih arus yang jernih

31/1/2006, 20:07:25

burung-burung pun hijrah ke hening jazirah
merampungkan istirah dalam panjang ziarah
berabad rindunya tumpah
membaca gaung dari gerimis
yang datang mengurai warna tanah

15/2/2006, 09:20:47

dan februari pun datang memugar sunyi
saat hujan pergi, mimpi telah terkunci
namun adakah sesuatu yang membekas di pasir waktu
selain biru dan kesunyian itu?

2/3/2006, 08:59:40

angin yang bersarang di lubuk suaramu
menyapu kering ilalang seperti waktu
sebelum tumbuh hujan dan kata-kata terluruhkan
kupendam deru anginmu
dalam lipatan cerita masa lalu...


Biodata
Abimardha Kurniawan, lahir di Surabaya, 26 Maret 1986. Alumnus Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya. Aktif di Unit Kegiatan Teater Mata Angin Universitas Airlangga. Sajak-sajaknya pernah muncul di media dan beberapa antologi bersama. Salah satu sajak mendapat juara II dalam PEKSIMINAS IX tahun 2008 di Jambi. Sajak-sajak kali ini merupakan beberapa pesan singkat (SMS) yang pernah dikirim penulis ke sejumlah orang. Judul-judulnya mengambil tanggal dan waktu terkirimnya masing-masing pesan.
Alamat email: abimardhakurniawan@yahoo.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com