Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eddy Hiariej: Pidato Presiden Jelas tetapi Tidak Vulgar

Kompas.com - 23/11/2009, 21:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait sikapnya atas rekomendasi Tim Delapan mengenai kasus Bibit-Chandra masih mengundang tanda tanya. Berbagai tafsiran muncul atas apa sebenarnya sikap final Presiden.

Pengajar hukum pidana Universitas Gadjah Mada Eddy OS Hiariej menilai, pidato Presiden sesungguhnya jelas. Namun, tidak disampaikan secara vulgar.

"Pidato Presiden jelas, tapi tidak telanjang," kata Eddy kepada Kompas.com, Senin (23/11) malam.

Seperti apa memaknai apa isi pidato tersebut? Setidaknya, Eddy mencatat beberapa hal. "Pertama, Presiden mengatakan beliau percaya untuk mengetahui benar atau tidak adalah melalui pengadilan, tetapi masih koma. Beliau juga meminta dipertimbangkan faktor keadilan dan sosial kemasyarakatan diselesaikan di luar pengadilan," paparnya.

Tafsiran kedua, Presiden menginginkan agar perkara kedua pimpinan KPK (nonaktif) tersebut dihentikan. "Presiden mengatakan agar Polri dan Kejaksaan Agung menggunakan kewenangannya. Bisa kita lihat, kasus Chandra kan sudah dinyatakan berkas lengkap. Nah, Jaksa Agung bisa saja mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) atau mungkin juga asas oportunitas," jelasnya.

Sementara terhadap kepolisian, di mana kasus Bibit Samad Rianto masih dalam pemberkasan, Kapolri mungkin saja mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Presiden, ujar Eddy, tampaknya tak ingin mengeluarkan instruksi secara lugas terhadap dua institusi penegak hukum tersebut. 

"Saya cukup memahami, kalau Presiden meminta tegas kepada Jaksa Agung dan Kapolri seakan-akan melakukan intervensi kasus hukum. Maka, bahasanya memerintahkan Jaksa Agung dan Kapolri untuk menggunakan kewenangannya," kata dia.

Sekarang tergantung Jaksa Agung dan Kapolri, apakah bisa membaca arahan tersebut. "Kalau pandai dan cerdas membaca instruksi atasannya, tentu Jaksa Agung dan Kapolri akan bisa menangkap," ujar Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Nasional
Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Nasional
Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Nasional
Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Nasional
KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

Nasional
Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com