Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Ini Puncak Hujan Meteor Leonid

Kompas.com - 17/11/2009, 11:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jangan lewatkan kesempatan untuk mengamati hujan meteor Leonid yang bakal mencapai puncaknya pada Selasa (17/ 11) malam. Pemandangan langka yang tidak semua orang bisa menikmatinya ini bisa disaksikan dengan mata telanjang di semua wilayah dunia, bahkan paling baik dilihat dari Asia, termasuk Indonesia.

Setiap tahun, hujan meteor Leonid selalu mendapat perhatian dari para pengamat langit. Kali ini, kondisi langit juga mendukung karena bulan dalam fase bulan baru sehingga cahayanya tidak mengganggu. Namun, pemandangan spektakuler ini tentu baru bisa dinikmati jika cuaca tidak mendung.

"Kami prediksi 20-30 meteor per jam di atas langit Amerika dan sebanyak 200-300 meteor per jam di langit Asia," ujar Bill Cooke, pejabat di Meteoroid Environment Office NASA. Waktu terbiak untuk mengamatinya adalah setelah tengah malam hingga fajar.

Disebut hujan meteor Leonid karena meteor-meteor yang melesat muncul dari pusat radian di atas rasi bintang Leo. Bulan November ini, rasi bintang ini bisa dilihat di arah Timur Laut pada malam hari. Hujan meteor Leonid berasal dari serpihan-serpihan komet Tempel-Tuttle yang tertinggal saat mendekati Matahari setiap 33 tahun sekali. Saat serpihan-serpihannya melintasi atmosfer Bumi, ia akan terbakar dan terlihat sebagai meteor.

Ukuran serpihan-serpihan berupa debu dan es itu rata-rata tak lebih besar dari butiran pasir. Namun, ada beberapa yang sebesar biji kacang atau kelereng. Namun, karena arah gerak serpihan-serpihan itu berlawanan dengan gerakan Bumi, kecepatan meteor yang melesat bisa mencapai 72 kilometer per jam dan kadang-kadang membentuk jalur cahaya yang panjang dengan rona cahaya putih, biru, atau hijau.

Jumlah meteor yang melesat setiap tahun berubah-ubah tergantung bagian yang bersinggungan dengan atmosfer Bumi. Tahun ini diperkirakan lebih banyak meteor yang terlihat dibandingkan tahun lalu. Namun, pemandangan paling spektakuler pernah terjadi antara tahun 1999 dan 2002 saat ribuan meteor bisa dilihat dalam setiap jam sehingga mirip badai meteor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com