JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sebelumnya sejumlah karyawan dan serikat pekerja Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) menemui Komisi I (bidang informasi, luar negeri, dan keamanan) dan Komisi IX DPR RI, manajemen TPI mendatangi gedung parlemen terkait putusan pailit Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Manajemen TPI diwakili Direktur Program TPI, Erwin Anderson, menemui sejumlah anggota Komisi I DPR yang dipimpin Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Komisi I Hayono Isman (Partai Demokrat) di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa (3/11).
Erwin mengharapkan, TPI dapat terus menjalankan kegiatan operasional seperti biasa. Manajemen TPI tidak merasa menghadapi keadaan pailit.
Dia mengatakan, keputusan pailit tidak mengganggu kegiatan operasional. Manajemen dan karyawan tidak percaya bahwa tempat mereka bekerja sedang pailit.
"Operasional kami tetap kuat. Bahkan, rating (pemeringkatan acara) kami tidak terganggu," katanya.
Erwin Anderson mengakui, kedatangan manajemen televisi itu ke Komisi I DPR untuk memperoleh dukungan. "Kami datang kemari minta dukungan supaya persoalan kami dapat cepat selesai," katanya.
Beberapa anggota Komisi I, antara lain, Al Muzammil Yusuf (PKS), Yorris Raweyai (Golkar), dan Helmy Fauzi (PDI Perjuangan) menyambut baik kedatangan manajemen dan karyawan TPI. Mereka mendukung manajemen dan karyawan televisi ini untuk tetap melakukan kegiatannya mengingat TPI merupakan aset yang harus dipertahankan.
Namun, terkait persoalan putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, kalangan anggota Komisi I DPR menilai, kedatangan manajemen TPI ke Komisi I dinilai kurang tepat karena persoalan hukum ditangani Komisi III DPR.
Meski demikian, anggota Komisi I tetap akan memberi masukan kepada rekan-rekannya yang ada di Komisi III DPR.
Helmy Fauzi mengemukakan, ada dampak yang sangat besar bila TPI dipailitkan. Sebagai stasiun televisi, TPI merupakan aset yang harus dipertahankan.
Apalagi, kata Helmy, TPI dengan jargon "Makin Indonesia Makin Asyik Aja" telah menunjukkan bukti bahwa materi siarannya lebih mengedepankan "cita rasa" Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.