Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari: Keluarkan Saya Dulu, Baru Saya Komentar Soal Bibit-Chandra

Kompas.com - 03/11/2009, 09:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penahanan terhadap dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah bermula dari pengakuan tertulis mantan Ketua KPK Antasari.

Antasari yang masuk bui dengan tuduhan terlibat pembunuhan berencana terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen menyebut Bibit dan Chandra menerima suap dari buronan KPK Anggoro Widjojo. Anggoro adalah Direktur PT Masaro Radiokom. Ia tersangka korupsi dalam pengadaan alat komunikasi Departemen Kehutanan.

Penahanan Bibit-Chandra menuai kontroversi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai turun tangan. Kepala Polri Bambang Hendarso Danuri pun meminta maaf kepada pimpinan media massa, Senin (2/11), mengenai istilah "Cicak" dan "Buaya" yang menjadi analogi perseteruan polisi dan KPK.

Tak pelak, pengakuan Antasari laksana bibit badai yang tiupannya sampai hari ini menyita energi semua kalangan masyarakat. Apa kabar Antasari? 

Pagi ini, Selasa (3/11), Antasari memakai batik corak coklat dengan warna dasar putih susu. Ia hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk mengikuti sidang lanjutan kasus yang membelitnya. Di dalam sel ruang tahanan Wanita PN Jaksel ia tampak ia asyik berbincang dengan para pengacaranya sambil merokok dan menyeruput kopi.

Agenda sidang hari ini adalah mendengarkan keterangan lima saksi dari jaksa, yakni Sri Martuti isteri pertama Nasrudin, Irawati Aienda istri keduanya, dan Rani Juliani istri siri Nasrudin. Dua saksi lain yang akan dihadirkan dalam sidang pimpinan Herri Swantoro adalah Rusli dan Suparmin.

Saat wartawan meminta komentarnya mengenai kasus Bibit-Chandra, Antasari menjawab ketus, "Saya masih di tahan kok. Kalau Anda bisa mengeluarkan saya, baru bisa ngomong." 

Antasari diancam dengan Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP Jo Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com