Kecelakaan perahu motor tempel jenis longboat yang tenggelam di perairan Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara terjadi Senin sekitar pukul 16.00 WIT. Kecelakaan yang diduga akibat cuaca buruk dan perahu diduga kelebihan muatan itu menyebabkan 19 orang tewas, sementara 16 orang selamat. Proses evakuasi korban dihentikan Selasa pukul 07.30 WIT setelah 3 korban hilang ditemukan dalam keadaan tewas.
Kolonel Laut (P) Tedy Risnayadi, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Ternate, Selasa menjelaskan, kecelakaan terjadi hari Senin sekitar pukul 16.00 WIT. Perahu yang ditumpangi 35 orang itu tenggelam dalam perjalanan dari Desa Gotowasi menuju Maba Selatan. Perahu berkapasitas 20 orang dengan mesin 40 PK itu dihantam gelombang besar dan terguling.
Korban selamat, lanjut Tedy, sudah dievakuasi ke Maba dan sebagian dirawat di rumah sakit. Korban yang kondisinya sehat sudah diperbolehkan pulang dan sebagian masih dirawat. Korban meninggal juga sudah dikuburkan.
Aswan Sinen, Sekretaris Desa Maba Sangaji, Kecamatan Kota Maba, Halmahera Timur, menjelaskan, perahu nahas itu mengangkut warga yang pulang dari silaturahim. Warga Maba berangkat ke Desa Gotowasi seusai shalat Id pada Minggu pagi. Mereka menginap di Gotowasi dan pulang ke Maba pada Senin sore sekitar pukul 15.00 WIT.
Di tengah perjalanan, lanjut Aswan, terjadi angin topan disertai hujan. Perahu oleng dan terbalik setelah dihantam gelombang laut setinggi 2 meter.
“Sebelum tenggelam, ada seorang penumpang berhasil menghubungi keluarganya di Maba. Ia minta tolong karena kondisi perahu sudah oleng dan air masuk ke perahu. Telepon kemudian terputus dan saat dihubungi lagi tidak bisa nyambung. Warga kemudian melakukan pencarian menggunakan speedboat dan perahu nelayan,” ujar Aswan.
Kapal-kapal penolong, lanjutnya, sampai di lokasi kecelakaan sekitar 15 menit, menemukan korban meninggal dan selamat. Mereka dievakuasi ke darat. Sebagian korban menyelamatkan diri dengan berenang memanfaatkan arus yang mengarah ke pantai yang berjarak sekitar 3 mil. Mereka menepi di pantai antara Desa Tewil dan Soagimalaha.
Aswan menjelaskan, korban tewas ada 19 orang, tujuh orang dari Desa Gotowasi, Kecamatan Maba Selatan. Sebanyak 11 orang dari Desa Soagimalaha dan seorang dari Desa Maba Sangaji, keduanya di Kecamatan Kota Maba. Korban meninggal dimakamkan pada Senin malam dan Selasa pagi. Korban selamat sudah diizinkan pulang. Mereka rata-rata menderita luka ringan dan lemas.
Mengenai kejadian kecelakaan itu, Tim Bidang Maritim pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan tenggelamnya Kapal Motor Bobara 01 di perairan Pulau Bacan, Halmahera Selatan, saat cuaca tenang. Berdasarkan analisis data, kecil kemungkinan terjadi gelombang tinggi. ”Diduga penyebab kapal tenggelam karena kelebihan muatan,” kata Sugarin, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Sunaryo menyatakan, pengawasan semua pelabuhan akan diperketat pascatenggelamnya kapal di Maluku Utara. Pengawasan akan di bawah kendali langsung setiap administrator pelabuhan.
Menurut Sunaryo, kapal jenis longboat itu kelebihan muatan dan tidak dilengkapi dengan cadik. Akibatnya, kapal naas itu tidak mampu menahan hempasan gelombang.
“Dalam hal itulah administrator pelabuhan harus tegas melarang berangkat kapal yang tidak laik berlayar. Dalam kapal-kapal rakyat seperti itu, peralatan pengamanan seperti jaket pelampung harus dikenakan,” kata Sunaryo.