Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Century Tidak Disuntik, Negara Bakal Rugi Rp 30 T?

Kompas.com - 09/09/2009, 07:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com  - Terkait kasus bail out Bank Century Rp 6,75 triliun, petinggi Bank Indonesia ternyata mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah pengamat ekonomi yang dikenal selama ini bersuara lantang mengenai Century.

Pertemuan dihadiri Deputi Gubernur BI Budi Rochadi dan sejumlah pengamat diantaranya Analis Pasar Modal Yanuar Rizky, Ekonom Senior Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan, Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono, dan Ekonom Indef Iman Sugema. Pertemuan digelar di di Hotel Niko, Jakarta, Senin (7/9) malam. "Meski tetap terjadi perbedaan pendapat soal Century bersifat sistemik atau tidak, namun beberapa hal yang mengemuka dalam diskusi itu," kata Tony Prasetiantono, dalam rilisnya ke Persda.

Menurut dia bail out Bank Centuty sudah benar sebab kalau tidak negara akan rugi Rp 30 triliun. "Memang ada yang mendebat, pemerintah AS tidak mem-bail out Lehman Brothers. Tapi sebenarnya mereka juga menyesal, karena dampak menularnya tak terduga," katanya.

Bahkan belakangan, AS harus menalangi sektor riil, termasuk General Motors. Tapi demi akuntabilitas dan menghindari moral hazard, audit terhadap bail out Rp 6,7 T harus dilakukan. "Aliran dananya ke mana saja? Apakah ada petualang yang memanfaatkan situasi? BI juga harus bekerja lebih keras untuk mengantisipasi kemungkinan kasus-kasus sejenis pada bank-bank lain," paparnya.

Dikatakan kasus Century telah melebar sedemikian rupa melampaui batas-batas isu ekonomi, dan berkembang ke arah politik, karena timing sekarang yang memang sedang akan pelantikan Presiden dan Wapres dan pembentukan kabinet. "Hal ini harus dihentikan, karena jika berlanjut akan merusak prospek penjualan Century kepada investor baru kelak. Recovery rate bisa rendah," paparnya.

Dikatakan situasi pertengahan November 2008 memang menyulitkan pemerintah untuk menutup Bank Century. Soalnya, situasinya sedang amat under pressure, terutama setelah Lehman Brothers bangkrut 15 September 2008. "Meski krisis Century disebabkan oleh buruknya integritas pemilik dan bankirnya, namun hal ini sulit dipisah dari kondisi kiris global. Pengaruh krisis global sangat mencekam, sehingga jika Century ditutup akan berdampak menular. Lain ceritanya jika Cenrury ditutup sebelum Lehman Brothers," papar Tony.

"Jika penutupan dilakukan, kerugian bisa mencapai Rp 30 triliun, karena efek menular. Saya menggarisbawahi bahwa tidak mungkin krisis Century dapat dilalui tanpa kerugian. Kerugian pasti terjadi. Jadi, jangan harap nanti jika Bank Century dijual akan menghasilkan recovery rate 100 persen atau bahkan untung. Ini adalah wishful thinking yang tidak realistis," katanya.

Ibarat merawat orang sakit, lanjut Tony, mana mungkin untung sebab pasti akan ada ongkos yang harus dikeluarkan. "Yang bisa kita lakukan adalah mengupayakan recovery rate setinggi-tingginya," paparnya.

Untuk menghindari berulangnya modus antaboga, Tony menyarankan agar BI membentuk intelligence unit, untuk memata-matai (spionase) kegiatan bank yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan. "Yang terjadi kemarin kan, BI tidak bisa mendeteksi produk antaboga yang tidak dilaporkan dalam laporan resmi, sehingga waktu diaudit tidak ketahuan. BI harus proaktif melakukan spionase," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com