Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggap Darurat Gempa Tasikmalaya Berakhir 16 September

Kompas.com - 08/09/2009, 12:22 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta mengatakan, masa tanggap darurat untuk bencana gempa bumi 7,3 skala Richter di Tasikmalaya selesai pada 16 September 2009.
     
"Tanggap darurat normalnya 1-3 bulan, tapi atas permintaan Presiden hanya 16 September besok karena dampaknya ringan, meski ada yang meninggal dunia," katanya ketika melakukan kunjungan ke Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) di Bandung, Selasa (8/9).
     
Ia mengatakan, gempa bumi di Jawa Barat berbeda dengan tsunami di Aceh yang dampaknya sangat besar hingga melumpuhkan seluruh wilayah. Untuk Aceh, menurut dia, pemerintah membutuhkan 2-3 bulan untuk tanggap darurat.
     
Ia mengatakan, pemerintah mulai melakukan penilaian terhadap kerusakan dan kerugian yang terjadi akibat gempa. Penilaian pascagempa tersebut dilakukan terhadap kerusakan infrastruktur publik, kerugian ekonomi, dan kerugian materi.
    
"Tindak lanjutnya nanti berdasarkan data lapangan. Menentukan kerusakan dan kerugian perlu disepakati dalam rangka pemberian jaminan pemerintah," katanya.
    
Ia mengatakan, pascatanggap darurat selesai, pemerintah akan melanjutkan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap rekonstruksi dan rehabilitasi diharapkan bisa selesai pada awal tahun. "Awal tahun kita harapkan sudah pulih," katanya.
    
Menurut dia, sesuai keputusan Presiden, pemerintah mengalokasikan sekitar Rp 1,5 trilun. Angka tersebut masih belum dirinci peruntukannya sebab masih dalam penghitungan. "Meski dalam rapat bersama Presiden kemarin telah ditentukan Rp 1,5 triliun, itu masih kasar," katanya.
    
Menneg PPN direncanakan melakukan kunjungan kerja ke tiga daerah yang terkena bencana, yaitu di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung.

Korban bencana    
    
Menurut data Satkorlak pada 8 September 2009, sebanyak 21 korban gempa bumi Tasikmalaya hingga pukul 06.00 pagi ini masih belum ditemukan, sementara korban meninggal telah mencapai 78 jiwa dan pengungsi 210.292 orang.
     
Ketua Satkorlak PB Jawa Barat Yusuf M Effendi mengatakan, sebanyak 21 korban yang belum ditemukan semuanya berlokasi di Kabupaten Cianjur.
     
Menurut data Rekapitulasi Dampak Kejadian Bencana Gempa Bumi Jawa Barat, dari 78 korban meninggal, terbanyak ada di Kabupaten Cianjur, yaitu 31 orang. Di kabupaten ini, 17.555 orang masih mengungsi.
     
Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter yang berpusat di lepas pantai Tasikmalaya pada 2 September lalu juga menyebabkan 1.254 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 63.717 rumah rusak berat dan 131.275 rumah rusak ringan.
      
Sarana umum lain, seperti masjid yang mengalami rusak berat berjumlah 2.010 unit, sekolah dan madrasah rusak berat 1.089 unit, kantor rusak berat 232 unit, dan pondok pesantren sebanyak 19 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com