BANDUNG, KOMPAS.com — Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta mengatakan, masa tanggap darurat untuk bencana gempa bumi 7,3 skala Richter di Tasikmalaya selesai pada 16 September 2009.
"Tanggap darurat normalnya 1-3 bulan, tapi atas permintaan Presiden hanya 16 September besok karena dampaknya ringan, meski ada yang meninggal dunia," katanya ketika melakukan kunjungan ke Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) di Bandung, Selasa (8/9).
Ia mengatakan, gempa bumi di Jawa Barat berbeda dengan tsunami di Aceh yang dampaknya sangat besar hingga melumpuhkan seluruh wilayah. Untuk Aceh, menurut dia, pemerintah membutuhkan 2-3 bulan untuk tanggap darurat.
Ia mengatakan, pemerintah mulai melakukan penilaian terhadap kerusakan dan kerugian yang terjadi akibat gempa. Penilaian pascagempa tersebut dilakukan terhadap kerusakan infrastruktur publik, kerugian ekonomi, dan kerugian materi.
"Tindak lanjutnya nanti berdasarkan data lapangan. Menentukan kerusakan dan kerugian perlu disepakati dalam rangka pemberian jaminan pemerintah," katanya.
Ia mengatakan, pascatanggap darurat selesai, pemerintah akan melanjutkan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap rekonstruksi dan rehabilitasi diharapkan bisa selesai pada awal tahun. "Awal tahun kita harapkan sudah pulih," katanya.
Menurut dia, sesuai keputusan Presiden, pemerintah mengalokasikan sekitar Rp 1,5 trilun. Angka tersebut masih belum dirinci peruntukannya sebab masih dalam penghitungan. "Meski dalam rapat bersama Presiden kemarin telah ditentukan Rp 1,5 triliun, itu masih kasar," katanya.
Menneg PPN direncanakan melakukan kunjungan kerja ke tiga daerah yang terkena bencana, yaitu di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung.
Korban bencana
Menurut data Satkorlak pada 8 September 2009, sebanyak 21 korban gempa bumi Tasikmalaya hingga pukul 06.00 pagi ini masih belum ditemukan, sementara korban meninggal telah mencapai 78 jiwa dan pengungsi 210.292 orang.
Ketua Satkorlak PB Jawa Barat Yusuf M Effendi mengatakan, sebanyak 21 korban yang belum ditemukan semuanya berlokasi di Kabupaten Cianjur.
Menurut data Rekapitulasi Dampak Kejadian Bencana Gempa Bumi Jawa Barat, dari 78 korban meninggal, terbanyak ada di Kabupaten Cianjur, yaitu 31 orang. Di kabupaten ini, 17.555 orang masih mengungsi.
Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter yang berpusat di lepas pantai Tasikmalaya pada 2 September lalu juga menyebabkan 1.254 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 63.717 rumah rusak berat dan 131.275 rumah rusak ringan.
Sarana umum lain, seperti masjid yang mengalami rusak berat berjumlah 2.010 unit, sekolah dan madrasah rusak berat 1.089 unit, kantor rusak berat 232 unit, dan pondok pesantren sebanyak 19 unit.