Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Daging dari "Freezer"

Kompas.com - 30/08/2009, 11:46 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Masyarakat diminta untuk berhati-hati saat membeli daging di pasar yang dijual dalam keadaan dingin karena baru saja dikeluarkan dari lemari pendingin. Sebab, jika tidak langsung dimasak, daging ini bisa langsung membusuk dalam jangka waktu dua hingga tiga hari.

"Dalam jangka dua sampai tiga hari tersebut, daging juga sudah tidak layak untuk dikonsumsi karena selama periode tersebut sudah terjadi perkembangbiakan bakteri," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Tri Agung Sucahyono, kemarin. Bakteri yang dapat berkembang di daging tersebut di antaranya bakteri E coli, Streptococcus, dan Salmonella.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang sudah melakukan razia daging di Pasar Muntilan, Pasar Talun, Pasar Grabag, dan Pasar Borobudur. Daging yang dibekukan di lemari pendingin ini biasanya adalah sisa daging yang tidak terjual di pasar. Hal ini masih sering kali ditemui karena selama bulan puasa permintaan daging cenderung sepi.

Dalam razia ini, dinas juga mengambil sampel, dan mengecek apakah ada kandungan zat-zat kimia berbahaya, seperti formalin pada daging ayam, ikan, dan sapi, berikut hasil olahannya semisal kerupuk rambak. "Dalam hal ini, kami pun harus berhati-hati karena kerupuk rambak berformalin sempat kami temukan di Pasar Muntilan, beberapa bulan lalu," ujarnya. Kerupuk rambak tersebut berasal dari Jawa Timur.

Khusus untuk daging sapi dan ayam, Agung mengatakan, pihaknya juga mengecek kemungkinan adanya daging gelonggongan, yang biasanya diperoleh dari daerah-daerah lain seperti Boyolali. "Namun, sejauh ini, daging gelonggongan tidak kami temukan. Konsumen juga tidak perlu khawatir karena kebanyakan yang dijual adalah daging segar yang diproduksi dari lokal Magelang saja," ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun pada bulan Juli lalu, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik pemerintah di Kecamatan Grabag dan Muntilan telah memotong 179 ekor sapi dan 74 ekor kambing, sedangkan empat RPH swasta di Kecamatan Candimulyo, Kaliangkrik, Tegalrejo, dan Pakis telah memotong 65 ekor sapi.  

Permintaan sepi

Selama bulan puasa, permintaan daging memang cenderung sepi dibandingkan hari-hari biasa. Hal inilah, diakui oleh sejumlah pedagang, membuat mereka berupaya menyimpan daging di lemari pendingin untuk dijual kembali keesokan harinya. "Namun, setelah melihat kondisi pasar maka kami pun berangsur menyesuaikan dengan mengurangi stok daging yang dijual," ujar Rusminah, salah seorang pedagang di Pasar Borobudur.

Menurut dia, daging ayam yang biasanya laku 25-30 kg, sekarang hanya terjual 12-15 kg. Begitupun daging sapi, yang biasanya laku terjual 20 kg, berkurang menjadi 10 kg.

Hal serupa juga diakui pedagang lainnya, Rosihan. Daging ayam di kiosnya yang biasanya terjual 20 kg, sekarang hanya laku terjual 15 kg. Sepinya permintaan ini akhirnya juga menyebabkan harga daging ayam, selama dua hari terakhir, turun dari Rp 22.000 per kg menjadi Rp 21.000 per kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com