Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI: Hentikan Tayangan Porno dan Mistis

Kompas.com - 14/08/2009, 17:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis Ulama Indonesia meminta para pengelola stasiun televisi untuk menahan diri dan tidak menayangkan program yang mengumbar kekerasan, mistik, horor, dan mengandung unsur pornografi selama Ramadhan 1430 H.

"Kami akan mengamati tayangan-tayangan televisi selama Ramadhan. Jika ada yang melanggar, kami akan menindaklanjuti pelanggaran itu," kata Ketua MUI KH Amidhan, dalam Taushiyah Majelis Ulama Indonesia menyongsong Ramadan 1430 H di Jakarta, Jumat (14/8).

MUI, katanya, telah bertemu dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Departemen Informasi dan Komunikasi (Depkominfo) pada Jumat (14/8) untuk bekerja sama dalam pemantauan tayangan stasiun televisi selama Ramadhan.

MUI nantinya juga akan mengumumkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh stasiun televisi selama bulan Ramadhan. "Sejauh ini tidak satu pun televisi yang mulus terhindar dari pelanggaran-pelanggaran itu. Oleh karena itu, kita peringatkan dari sekarang," ujarnya.

Menurut Amidhan, sebaiknya stasiun televisi memanfaatkan Ramadhan untuk membina akhlak masyarakat dengan memberikan tayangan-tayangan yang mendidik. Masyarakat juga diharapkan menghormati kemuliaan Ramadhan dengan membangun suasana yang tenang dan khusyuk dengan membatasi kegiatan di tempat-tempat hiburan dan menutup restoran di siang hari.

"Pemda juga harus membatasi peredaran minuman keras. Menutup tempat hiburan, layar tancap, organ tunggal terutama pada saat pelaksanaan salat Tarawih," katanya.

Menyinggung kemungkinan perbedaan penetapan awal Ramadhan, Amidhan meminta agar umat tidak terjebak pada perselisihan yang tabdzir (sia-sia) dan mendatangkan kemudharatan bagi umat. "Umat harus mengembangkan sikap tasamuh (toleransi) dalam menjalankan agama agar bulan puasa mendatangkan berkah," ujarnya.

Namun, Amidhan memperkirakan penetapan awal Ramadhan pada tahun ini tidak akan berbeda. "Yang berpedoman pada hisab, akan menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari, sedangkan yang berpedoman pada kemunculan hilal (bulan), diperkirakan baru bisa melihat hilal pada tanggal 21 Agustus. Jadi kemungkinannya akan bersama-sama," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com