Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Tampung Teroris, Warga Sepakat Usir Djahri

Kompas.com - 09/08/2009, 13:17 WIB

TEMANGGUNG, KOMPAS.com — Warga Dusun Beji Jurang, Kelurahan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, sepakat untuk mengusir Djahri (69), pemilik rumah yang diduga menjadi tempat persembunyian Noordin M Top. Djahri atau Muhzahri, yang baru menjadi warga Dusun Beji kurang dari tiga sampai 4 tahun, itu diminta untuk tidak lagi menempati rumah yang pada Sabtu (8/8) kemarin diberondong pasukan Densus 88 Antiteror dengan peluru dan bom hingga menewaskan pria yang mengaku sebagai Noordin.

"Warga mintanya seperti itu. Nanti kalau Pak Djahri pulang, dia diminta tidak lagi tinggal di dusun ini. Tapi itu belum keputusan final. Rencananya nanti warga akan dikumpulin dulu semua untuk musyawarah tentang hal ini," ungkap Kepala Dusun (Kadus) Beji Jurang, Hartoyo, saat ditemui di kediamannya, Minggu (9/8).

"Saya sendiri belum tahu keberadaan Pak Djahri sejak ditangkap polisi, Jumat (7/8). Tadi pagi, sekitar pukul 07.30 WIB, saya sempat ditelepon anggota Densus 88 yang mau pamitan sama saya karena kemarin enggak sempat. Dalam perbincangan telepon itu, saya sempat tanya juga, tapi dia cuma jawab Pak Djahri dalam keadaan aman," tambahnya.

Seperti diberikan, Djahri adalah pemilik rumah yang diduga menjadi tempat persembunyian Noordin M Top. Rumah Djahri sendiri mengalami kerusakan cukup parah akibat diberondong peluru dan bom molotov dalam penggerebekan oleh Densus 88 Antiteror, Sabtu (8/8). Penggerebekan yang diawali pengepungan sejak sehari sebelumnya tersebut diduga menewaskan Noordin.

Sejumlah media melansir identitas Djahri dengan beberapa nama lain seperti Mudjahri, Muzahri atau Juhri. Namun, berdasarkan identitas yang tercatat di Dusun Beji Jurang, pria dua anak itu bernama Djahri. Dia memiliki seorang istri bernama Endang Istiningsih.

Hartoyo menjelaskan, sebelum menjadi warga Dusun Beji Jurang, Djahri adalah warga Dusun Siwuh, Kelurahan Tejo, Kecamatan Kedu, Temanggung. Djahri baru menempati rumah yang dikelilingi sawah, ladang tembakau, kebun jagung, dan bukit setinggi 100 meter itu sekitar 3 atau 4 tahun silam.

"Sehari-harinya Pak Djahri dikenal sebagai petani. Dia juga guru di SMP Muhammadiyah, Kauman, Kedu. Pak Djahri juga sering memberikan ceramah di beberapa tempat," kata Hartoyo.

Djahri juga dikenal sebagai tokoh masyarakat. Sampai sekarang dia masih menjabat Ketua Selapanan (paguyuban masyarakat) Dusun Beji Jurang. Oleh karenanya, warga tidak menyangka kalau Djahri disebut menyembunyikan gembong teroris Noordin M Top.

"Saya terakhir ketemu Pak Djahri pada Jumat (7/8) kemarin. Ketemunya di masjid. Kebetulan juga dia ngisi khotbah dan jadi imam dalam shalat Jumat kemarin," tuturnya.

"Waktu ketemu kemarin, Pak Djahri enggak ada bilang apa-apa. Dan saat pengepungan rumahnya terjadi, dia juga tidak ada di rumah. Dia lagi di sawah bersama istrinya. Waktu mau pulang ke rumah, Pak Djahri dan istrinya dibawa polisi," pungkas Hartoyo. (M Ismunadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com