Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegentingan Selimuti Kantor KPK

Kompas.com - 16/07/2009, 08:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comSuasana genting, penuh tanda tanya, sempat menyelimuti Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi di kawasan Kuningan, Jakarta, sepanjang Rabu (15/7). Hal ini terkait informasi yang beredar sejak beberapa hari terakhir bahwa sejumlah pimpinan komisi itu akan diproses hukum.

Suasana ”tak nyaman” itu makin terasa karena ada informasi Rabu kemarin, Kejaksaan Agung dan Polri menggelar koordinasi untuk membahas sejumlah kasus yang diduga melibatkan pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selanjutnya, pukul 15.00, sejumlah pimpinan dan pejabat KPK akan menjadi tersangka untuk dua kasus. Pertama, dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, yang antara lain menjadikan Ketua KPK nonaktif, Antasari Azhar, sebagai tersangka dan ditahan Polri.

Kedua, kasus dugaan suap dalam pengusutan korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu di Departemen Kehutanan. Dalam kasus ini, pejabat KPK dikabarkan menerima suap dari PT Masaro yang merupakan rekanan dalam proyek itu.

Secara terpisah, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Rabu malam di Kejagung, Jakarta, mengakui bahwa memang ada rencana pertemuan dengan jajaran Polri. Namun, pertemuan itu tertunda.

Rabu, Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Inspektur Jenderal Hadiatmoko datang ke Kejagung. Kedatangannya itu diduga terkait berbagai kasus yang diduga melibatkan sejumlah pejabat KPK. Namun, Hendarman menyatakan, kedatangan Hadiatmoko dalam rangka koordinasi biasa terkait kasus di Batam, Kepulauan Riau.

Penggiat berdatangan

Suasana di Kantor KPK, Rabu siang, bertambah hangat ketika sejumlah penggiat gerakan antikorupsi datang ke KPK. Mereka antara lain praktisi hukum Todung Mulya Lubis, Patra M Zen, dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Teten Masduki (Transparansi Internasional Indonesia), Bivitri Susanti (Pusat Studi Hukum dan Kebijakan), serta Emerson Yuntho dan Febri Diansyah dari Indonesia Corruption Watch (ICW).

Teten menyatakan, tiga wakil ketua KPK yang ditemuinya, yaitu Bibit Samad Rianto, Chandra M Hamzah, dan M Jasin, dengan tegas mengatakan tidak menerima suap dari PT Masaro seperti yang diisukan selama ini.

”Kami juga melihat tudingan yang selama ini ditujukan kepada pimpinan KPK tak memiliki bukti kuat. Jika mereka tetap diproses hukum, masyarakat dapat melihatnya sebagai upaya balas dendam karena KPK mencium adanya kasus korupsi yang diduga melibatkan petinggi Polri. Kepala Polri harus menjelaskan masalah ini,” kata Teten.

Teten juga melihat proses hukum terhadap pimpinan KPK sebagai upaya pelemahan dan pendelegitimasian komisi itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Nasional
Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Nasional
World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

Nasional
Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Nasional
MKMK Sudah Terima Laporan Pelanggaran Etik Anwar Usman

MKMK Sudah Terima Laporan Pelanggaran Etik Anwar Usman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com