JAKARTA, KOMPAS.com — Debat calon presiden dan calon wakil presiden yang sudah berlangsung di Indonesia masih perlu banyak belajar dengan negara demokrasi maju seperti Amerika Serikat.
"Debat di Indonesia kemarin masih perlu belajar lagi," ucap Tina Talisa, presenter dan produser TV One saat diskusi "New Approaches in Political Communication Strategy in Indonesia" di kampus Pramadina Jakarta, Selasa (7/7).
Tina yang ikut dalam peliputan proses pemilu di Amerika Serikat tahun 2008 lalu yang dimenangkan oleh Barack Obama memaparkan perbedaan antara debat Indonesia dan negeri Paman Sam tersebut.
Debat capres dan cawapres di Indonesia, papar Tina, pertama kali disiarkan di televisi baru pada tahun 2004. Sementara di Amerika pertama kali disiarkan sejak tahun 1960. "Debat di Indonesia tahun 2004 belum terinstitusionalisasi. Media aja yang pintar saat itu mengajak semua kandidat untuk bertemu di suatu tempat bersama-sama," ungkapnya.
Untuk penyelenggara debat di Indonesia adalah KPU. Sementara di negeri Paman Sam tersebut mempunyai komisi khusus yang bekerja hanya untuk mengatur debat, yaitu Commission On Presidental Debates. Untuk aturan debat, di Indonesia baru diatur sejak tahun 2008, sedangkan di Amerika sudah diatur sejak 1960.
"Debat Capres di Amerika tahun lalu sudah diatur sejak November 2007, padahal debatnya bulan Agustus 2008. Durasinya, topiknya sudah diatur satu tahun sebelumnya," tegasnya.
Perbedaan lain, debat di Indonesia, untuk capres sebanyak tiga kali dan cawapres sebanyak dua kali. Sementara di Amerika, untuk capres dilakukan tiga kali debat dan cawapres satu kali debat. "Di Indonesia, lokasi debat di luar lingkungan pendidikan. Sedangkan di Amerika, keliling kampus," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.