JAKARTA, KOMPAS.com — Saling serang antara calon presiden (capres) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan M Jusuf Kalla (JK) yang berujung pada adu somasi disayangkan oleh anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Perjuangan (F-PDI-P) Effendi Simbolon. Effendi mengatakan, hingga 20 Oktober 2009 kedua capres tersebut masih menjabat sebagai presiden dan wakil presiden yang merupakan sepasang tim yang seharusnya saling melengkapi.
''Kita prihatin dan sayangkan hal itu. SBY sampai 20 Oktober masih presiden, JK juga dan itu bisa menimbulkan kesan di masyarakat bahwa mereka berseteru,'' kata Effendi, Senin (29/6) di Gedung DPR RI, Jakarta. Dikatakan Effendi, semenjak tahun 2004 'perkawinan' antara SBY-JK dalam posisinya sebagai presiden dan wakil presiden adalah hal yang semu. Karenanya, dia mengaku tidak terlalu heran atas perbedaan yang kerap terjadi antara kedua pemimpin negara tersebut.
Perihal diuntungkannya pasangan capres Mega-Prabowo dalam pilpres mendatang atas konflik yang terjadi antara SBY JK, fungsionaris PDI-P yang juga merupakan tim sukses Mega-Prabowo ini langsung membantahnya. Effendi menilai dalam konflik tersebut rakyat justru akan semakin apatis untuk memilih pemimpinnya dalam pilpres mendatang.
Sebelumnya, tim sukses dari pasangan capres SBY-Boediono, Rizal Mallarangeng, menuding capres M Jusuf Kalla telah melakukan kampanye negatif dengan adanya selebaran gelap yang berisi tentang isu istri cawapres SBY, Boediono beragama non-Muslim. Tudingan itu langsung disikapi oleh tim sukses JK-Wiranto, Poempida Hidayatullah, dengan menyomasi tim sukses SBY-Boediono, Rizal Mallarangeng, untuk segera meminta maaf kepada pasangan capres JK-Wiranto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.