Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hercules, Si Perkasa yang Banyak Jasa

Kompas.com - 20/05/2009, 14:58 WIB

Oleh Marsekal TNI Purn Chappy Hakim

Hercules, nama pahlawan legendaris mitologi Yunani kuno yang melambangkan kekuatan dan kehebatan yang luar biasa, telah begitu tepat melekat pada sebuah pesawat buatan Lockheed, C-130. Nama itu kemudian menyentak masyarakat Indonesia dengan kecelakaan yang terjadi di Wamena beberapa waktu lalu dan Madiun pagi hari tadi yang sangat fatal. Saya ingin menundukkan kepala sejenak menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga besar Angkatan Udara yang tengah tertimpa musibah ini.

Menyentak kita semua, betapa tidak? Nama Hercules yang selama ini selalu ditandai dengan kesan gagah perkasa, gegap gempita, kejantanan, selalu hadir di setiap bencana atau kerusuhan di seluruh Tanah Air bahkan ke mancanegara dan merupakan bagian pengabdian TNI kita, telah berubah total menjadi kelabu. Musibah yang menimpa Hercules dengan nomor registrasi A-1325 di Madiun, suatu kecelakaan yang sulit untuk dapat dipercaya.

Namun, apabila ditelusuri lebih jauh maka akan mudah terlihat bahwa peluang terjadinya kecelakaan pesawat terbang di TNI itu cukup besar. Anggaran maintenance yang rendah telah mengakibatkan kesiapan pesawat yang sedikit. Sedikitnya kesiapan pesawat dihadapkan dengan kebutuhan yang besar mengakibatkan training para penerbangnya tidak memadai. Dengan kualitas penerbang yang “pas-pas”an maka mudah sekali untuk ditebak bahwa peluang kecelakaan akan menjadi terbuka.

Lockheed C-130 Hercules dikenal sebagai penerus pesawat C-47 Dakota pada abad modern ini. Sampai dengan akhir tahun 2000-an, telah lebih dari 2.500 pesawat terbang Hercules diproduksi. Hercules sudah mendapatkan predikat pesawat angkut yang paling banyak terjual sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua.

Penerbangan Hercules pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1954 dengan Captain Pilot Stan Beltz, Co Pilot Roy Wimmer dan Jack Real serta Dick Stanton bertindak sebagai juru mesin udara (JMU 1) dan JMU 2. Sedangkan penerbangan perdana dari produksi pertama dilaksanakan di Marietta tanggal 7 April 1955 dengan USAF tail number 53-3219, kali ini dengan pilot dan kopilot-nya Bud Martin dan Leo Sullivan.

Satuan Angkatan Udara Amerika yang pertama kali mengoperasikan C-130 adalah Troop Carrier Wing 463 dari Tactical Air Command, yang menerima pesawat Herculesnya di Ardmore, Oklahoma, tanggal 9 Desember 1956. Pesawat pertama ini diberi nomor registrasi USAF 5032 dengan nama City of Ardmore. Pesawat ini sampai tahun 1982 diketahui masih terbang dan digunakan satuan Air Force Reserve yang berpangkalan di O’Hare International Airport, Chicago, sebagai pesawat angkut dan latihan. Sebelumnya, pesawat dengan nomor ekor 5032 ini selama 22 tahun dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika untuk beraksi di daratan Eropa, Jepang, Afrika, Okinawa, dan teater Perang Vietnam dengan tugas mengangkut pasukan dukungan logistik.

Hercules adalah satu-satunya pesawat yang memenuhi general operational requirement (GOR) yang tercantum dalam request for proposals (RFPS) USAF yang ditujukan kepada Lockheed, Fairchild, Douglas, dan Boeing pada 21 Februari 1951.

Hercules adalah satu-satunya jawaban tuntas akan kebutuhan Angkatan Udara Amerika saat itu, yang memerlukan sebuah pesawat transportasi medium yang dapat digunakan untuk angkutan pasukan dan bekal ulang (logistik) ke mana saja, kapan saja tanpa perlu menggelar persiapan dan fasilitas pendukung terlebih dahulu.

Kemampuan yang dituntut adalah membawa payload sebanyak 25.000 pon dengan combat radius 1.100 mil laut tanpa pengisian bahan bakar, bermanuver di daerah musuh dengan kecepatan tinggi pada ketinggian rendah (low flying capability).

Pada produksi-produksi berikutnya, ternyata Lockheed dapat melampaui GOR yang disyaratkan USAF. Berbagai macam tipe dari Hercules telah membuktikan langsung kepada dunia dengan berbagai jenis tugas yang telah dilaksanakannya di lebih dari 50 negara yang tersebar di lima benua.

Awal dari tugas Hercules, digunakan sebagai troop carrier dan logistic supply. Namun, dalam pengembangannya terbukti Hercules sangat efisien dalam tugas lain seperti “patroli maritim”, angkutan VIP, rumah sakit terbang, tanker, pemadam kebakaran, pengawasan pantai, antipenyelundupan, SAR, dan lain-lain. Bahkan, pernah pula digunakan oleh Angkatan Laut pada kapal induk USS Forrestal.

Begitu handalnya pesawat ini, sampai Kapten USAF Hubert Chaney dan kawan-kawannya pernah membentuk tim aerobatik yang dinamakan “The Four Horsemen”.

Berikut ini beberapa catatan tentang misi-misi yang pernah dilaksanakan oleh pesawat Hercules di seantero jagat.

“Operasi kemanusiaan”, penyelamatan sandera di Stanleyville, 24 November 1964. Hari Selasa pagi, 12 Hercules USAF terbang melintasi tengah-tengah benua Afrika menuju Basoko, tempat pertemuan Sungai Kongo dan Sungai Aruwimi. Sementara itu, 70 mil di sebelah utara, Hercules lainnya membawa Kolonel Isaacson dari US “Strike Command”: pimpinan umum misi sangat rahasia ini yang diberi nama sandi Dragon Rouge atau Red Dragon. Ini merupakan misi yang sangat dramatis dari operasi penyelamatan 1.600 sandera warga sipil yang ditahan oleh sekelompok pemberontak di Kongo Utara.

Lima Hercules pertama mengangkut 320 pasukan baret merah dari resimen Para Komando Elite Kerajaan Belgia di bawah  pimpinan Kolonel Charles Laurent, 51 tahun, dengan pengalaman lebih dari 100 kali terjun. Dialah yang akan menjadi penerjun pertama pada pelaksanaan mission ini.

Sedangkan komandan operasi satuan lintas udara dipegang oleh Kolonel USAF Burgess Gradwell, 45 tahun, yang berada di Hercules nomor satu (paling depan). Jabatan sehari-harinya adalah Komandan Detasemen 1 Divisi udara 322 yang berpangkalan di Eveux, Perancis.

Tujuh pesawat Hercules lainnya berada 30 menit di belakang dengan jarak interval masing-masing  pesawat 30 detik. Pesawat nomor enam dan tujuh membawa 4 jip lengkap dengan peralatan komunikasi dan 4 jip lainnya bersenjata berat. Pesawat nomor delapan dan sembilan membawa masing-masing 64 pasukan Linud. Pesawat nomor 10 membawa peralatan dukungan operasi dan nomor sebelas adalah “flying hospital” membawa 600 pon obat-obatan dan peralatan kedokteran, beberapa tenaga perawat dibawah pimpinan “flight surgeon”, dokter penerbangan dr, Robert O May.

Operasi Naga Merah yang secara keseluruhan melibatkan 15 Hercules USAF dengan pasukan gabungan Kerajaan Belgia dan Amerika itu berhasil melaksanakan tugas dengan sukses menyelamatkan 1.600 sandera, termasuk di dalamnya  29 orang Amerika, 500 warga Belgia, 400 warga Eropa, dan 400 warga India dan Pakistan. Mereka adalah warga negara sipil yang ditahan oleh pihak pemberontak dalam suatu huru-hara yang terjadi di Kongo. Seluruh sandera dapat diselamatkan dan diungsikan dari Stanleyville ke Leopodville.

Pada waktu badai Tracy yang terkenal menyerang Darwin, Australia, 24 Desember 1974, pesawat penolong pertama yang datang pada tanggal 25 Desember 1974 adalah sebuah Hercules dari RAAF yang mendarat hanya dengan bantuan lampu minyak tanah dilandasan pacu. Kapten Pilot Flight Lieutenant John Pickett mengungsikan sekaligus 180 penumpang dari Darwin. Dia terbang menembus cuaca buruk yang penuh dengan kilat dan petir. John Pickett mengatakan, beberapa kali kilat menyambar di dekat pesawat yang membuat seluruh awak tidak mampu melihat instrumen panel beberapa saat. “Saya tidak tahu apa yang terjadi kalau kami bukan menggunakan pesawat Hercules,” komentarnya pada waktu pesawat mendarat dengan selamat.

Di Saudi Arabia pernah terjadi 4 orang cedera berat dalam satu kecelakaan lalu lintas di suatu daerah yang terisolasi 127 mil dari ibu kota Riyadh. Angkatan Udara Arab Saudi mengirim satu Hercules yang langsung terbang menuju tempat kecelakaan karena tidak terdapat landasan di sekitarnya, penerbang terpaksa mendarat di jalan raya di dekatnya dan berhasil menerbangkan korban menuju Riyadh. Hal yang tak mungkin dilaksanakan oleh pesawat lain, kecuali helikopter.

Pada waktu terjadi gempa bumi dengan 7,7 skala richter yang memusnahkan kota oasis Tabas di padang pasir Davis, Iran, 16 September 1978, yang merenggut korban ribuan orang, Angkatan Udara Kerajaan Iran pada waktu itu segera menyelenggarakan operasi penyelamatan menggunakan armada Hercules sebanyak 12 pesawat. Mereka mengangkut 1 batalyon regu penyelamat, petugas kesehatan, tenda, selimut, makanan, air, dan obat-obatan untuk para korban. Sebanyak 1.100 korban yang cedera berat segera diangkut menuju rumah sakit Teheran dan Mashad.

Pada pertengahan tahun 1971, ribuan pengungsi korban perang diselamatkan oleh 4 Hercules Amerika berbendera UNHCR dari satu tempat yang dikenal sebagai Pakistan Timur menuju provinsi Assam di India. Dimulai dengan mengangkat ribuan vaksin kolera, dilanjutkan dengan mengangkut 21 ton beras setiap harinya, untuk para pengungsi yang tidak dapat diangkut di Tripura. Pada rute kembali, mereka mengangkut 192 orang setiap harinya menuju Gauhati.

Kapten Bill Cowan, salah seorang navigator dari Hercules penyelamat, ini menceritakan bahwa sebagian besar pengungsi dengan menangis terharu naik ke pesawat Hercules yang menyelamatkan jiwa mereka dan pada waktu turun tetap dengan isak tangis sambil mencium kaki para awak pesawat. Adegan ini membuat terharu yang kadang menjadikan mereka meneteskan air mata.

Tulisan ini ditayangkan di blog pribadi Marsekal TNI Purn Chappy Hakim di Kompasiana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com