Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Anak Suka Jajan!

Kompas.com - 11/05/2009, 20:25 WIB

KOMPAS.com - Jajanan dengan berbagai jenis bentuk dan warna dikemas secara menarik, lantas disajikan para pedagang kepada anak-anak di lingkungan sekolah maupun perkampungan setiap hari. Tetapi, masyarakat tidak tahu kandungan gizi atau bahkan jajanan itu berbahaya bagi kesehatan anak.

Di sisi lain, orangtua selalu memberi uang jajan kepada putra putrinya ketika mau berangkat sekolah dan merasa kasihan jika anak balitanya merengek minta jajan tetapi tidak dipenuhi.
Orangtua merasa bersalah apabila tidak menuruti kemauan anak, karena orangtua bekerja mencari uang juga untuk keperluan anak.

Apalagi bagi keluarga mampu, jika orangtua tidak memberikan uang jajan atau menuruti kemauan anak maka akan dicap tetangga kanan kiri sebagai orangtua yang pelit.

Sebenarnya, boleh saja anak jajan tetapi pada saat tertentu atau kadang-kadang saja, jangan biarkan jajan menjadi kebiasaan rutin anak.

Namun, sebagian masyarakat modern sekarang ini justru bangga dengan kebiasaan buruk anak tersebut, karena merasa bisa menuruti kemauan anak. Jika orangtua membiarkan kebiasaan anak jajan di sekolah sebenarnya merugikan bagi anak dan orangtua, karena makanan yang dibeli anak belum tentu bergizi dan sehat.          

Dari pada memberikan uang jajan kepada anak, orangtua dapat memberikan penggantinya dalam bentuk bekal makanan sebab jajanan belum tentu terjamin nutrisi dan kebersihannya, khususnya jajanan di luar sekolah.

Berdasarkan hasil survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2007, dari 4.500 sekolah di Indonesia ada 45 persen jajanan yang dijual di sekitar sekolah tercemar bahaya pangan mikrobiologis dan kimia.

Bahaya utama berasal dari cemaran fisik mikrobiologi dan kimia seperti pewarna tekstil. Jenis jajanan berbahaya ini meliputi makanan utama, makanan ringan, dan minuman.

Psikolog Universitas Indonesia, Mayke S. Tedjasaputra mengatakan, untuk mencegah kebiasaan jajan anak harus dimulai dari pola makan keluarga. Salah satu cara adalah membuat "kudapan tandingan" yang tidak kalah enak dari jajanan yang dapat dibeli di luar rumah.

Sebagai upaya preventif, katanya, anak harus dikenalkan pada pola makan sehat dan orangtua harus dapat dijadikan contoh atau panutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com