Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipermalukan Singapura, Tong Djoe Surati SBY

Kompas.com - 19/04/2009, 09:57 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — CEO Tunas Pte Limited Tong Djoe mengirim surat kepada Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono terkait kasus sengketa hukum di Singapura yang dinilai telah mempermalukan  Indonesia, China, dan Singapura.
     
"Hanya karena dituduh tidak membayar utang 181.099 dollar Singapura, manajemen pengelolaan gedung Management Corporation Strate Title Plan membawa kasus ini ke pengadilan dan menjadikan kasus ini konsumsi pers. Ini sama dengan mempermalukan saya yang tidak secara langsung juga mempermalukan Indonesia, China, dan Singapura sendiri," kata Tong Djoe di Singapura, Minggu.
     
Menurut  Tong Djoe, pencemaran nama baiknya ini sebagai salah cara untuk mengusir dirinya dari gedung perkantoran yang justru dia bangun sendiri atas nama Tunas Pte Limited tahun 1973 oleh pemilik baru gedung perkantoran HSP, sebelumnya bernama Apex Tower.
      
Kasus ini telah mempermalukan Indonesia karena pengusaha Indonesia Tong Djoe ini yang pertama kali membangun dan memiliki gedung perkantoran tertinggi di kawasan pelabuhan Singapura, tepatnya di daerah Tanjung Pagar atas nama Tunas tahun 1973.
    
"Istri Lee Kuan Yew (mantan PM Singapura) sendiri bertanya, kenapa saat itu membangun gedung tinggi di kawasan pelabuhan Singapura yang saat itu masih kampung. Kenapa tidak membangun di pusat kota. Saya jawab suatu saat kawasan ini menjadi kawasan terpenting dan mahal. Sekarang terbukti gedung perkantoran ini yang paling kecil dibandingkan yang lainnya," kata Tong Djoe.
    
Dari gedung itulah, Tong Djoe ikut terlibat membesarkan Pertamina dan PT Pelni. Peresmian gedung Tunas di Singapura dilakukan Dirut Pertamina Ibnu Sutowo. Dari gedung itulah, ia merintis normalisasi hubungan Indonesia dengan China tahun 1990.
     
"Pemberian nama Tunas itu pun dari Ibnu Sutowo" ujar konglomerat kelahiran Sumatera Utara. "Bukan saja Indonesia, Singapura juga pernah minta bantuan saya untuk pendekatan dengan RRC. Suatu hari Jaksa Agung Singapura datang ke saya sebelum berkunjung ke Xianmen di China dan minta bantuan saya. Saya bilang lho kok datang ke saya bukan ke Kedutaan China. Saat itu, Singapura belum ada hubungan diplomatik. Mereka bilang datang ke saya karena percaya bisa membantu. Akhinya, saya bantu," katanya.
     
Selain itu, konglomerat dan bekas tokoh PNI itu juga banyak membantu finansial para pejabat Indonesia dan militer serta keluarganya. Atas jasa semua itu, Presiden Soeharto memberikan penghargaan bintang Jasa Pratama kepada Tong Djoe yang diberikan oleh Menlu Ali Alatas tahun 1998.
     
Tong Djoe yang hingga kini tetap WNI dan telah beberapa kali menolak tawaran menjadi warga Singapura itu ikut berjasa dalam membangun ekonomi Singapura karena yang pertama kali membangun pergudangan modern. Merintis hubungan baik Indonesia-RRC dan Singapura-RRC dengan uang sendiri. "Tapi kini saya dipermalukan dengan tuduhan tidak bayar sewa 181.099 dollar Singapura oleh manajemen perkantoran gedung, di mana mereka sebenarnya manajemen yang dibayar oleh saya juga," katanya.
     
Tong Djoe menjual gedung perkantoran Tunas sebesar 85 juta dollar Singapura pada tahun 1981. Dia hingga kini hanya menguasai tiga lantai, yakni lantai 27, 28, dan 29.
     
Dalam perjalanannya, kepemilikan gedung itu telah beberapa kali pindah tangan dan kini namanya menjadi Hub Synergy Point.
    
Usir

    
Namun, pemilik gedung itu ingin menguasai semua gedung dan mengusir Tong Djoe dan perusahaannya, Tunas Pte Ltd, dengan berbagai cara. "Salah satunya ialah meminta petugas pemadam kebakaran datang ke lantai perkantoran yang saya miliki, yakni lantai 27 dan 28, sebanyak lima kali hanya untuk menurunkan lukisan-lukisan saya yang sudah terpasang di tangga darurat sejak  25 tahun lalu yang punya banyak memori," jelas dia.
    
"Bahkan petugas pemadam kebakaran menuntut saya membayar denda 300 dollar Singapura. Namun setelah saya jelaskan secara tertulis kepada kantor pemadam kebakaran duduk persoalannya hingga kini mereka tidak memberikan tanggapannya," katanya.
    
Kini upaya lain ialah menggugatnya melalui pengadilan, tapi yang disuruh maju adalah manajemen pengelolaan gedung dengan alasan tidak membayar utang. "Padahal, saya tidak ada utang. Saya bayar semua sewanya. Saya akan lawan di pengadilan dan menuntut ganti rugi 200 juta dollar Singapura yang nantinya saya akan gunakan membangun Indonesia," kata Tong Djoe.
    
Dia mengaku telah mengirim surat kepada Presiden Yudhoyono, Jumat (17/4), mengenai kasus ini karena dinilai telah ikut menjelekkan nama Indonesia, China, dan Singapura sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com