JAKARTA, KOMPAS.com — Hari ini, Senin (13/4), Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menemui Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. Prabowo akan menyambangi seniornya ini di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura, Jalan Diponegoro, Jakarta, pukul 12.00.
"Saya akan bertemu Pak Wiranto, besok rencananya. Saya datang ke beliau karena beliau lebih senior," ujar Prabowo seusai pertemuan 22 pimpinan parpol yang membahas seputar permasalahan pemilu di Hotel Dharmawangsa, Minggu (12/4) malam.
Saat ditanya mengenai agenda pertemuan tersebut, Prabowo hanya mengatakan akan membicarakan persoalan bangsa sekaligus silaturahim.
Selanjutnya, saat ditanya wartawan soal kemungkinan koalisi kedua partai ini, Prabowo hanya tersenyum. "Ya, kalau koalisi bisa-bisa saja," tuturnya.
Sejarah
Pertemuan kedua tokoh ini akan tercatat sebagai sejarah setelah lebih dari 10 tahun mereka berseteru pascakejatuhan rezim Soeharto pada tahun 1998. Prabowo dipensiunkan dini dari TNI semasa Wiranto menjabat sebagai Panglima ABRI. Mantan menantu penguasa Orde Baru Soeharto itu dianggap terlibat dalam kasus penculikan aktivis 1998.
Perseteruan keduanya terus berlanjut saat masing-masing mengeluarkan "buku putih" mengenai peristiwa kerusuhan Mei 98 yang berujung pada keruntuhan Orde Baru. Wiranto menerbitkan buku Bersaksi di Tengah Badai dan Prabowo melalui tulisan sahabat karibnya Fadli Zon menjawabnya dengan meluncurkan buku Politik Huru Hara Mei 98. Kedua buku itu berusaha menjelaskan posisi masing-masing dalam kerusuhan tersebut.
Mereka juga berseteru dalam konvensi Partai Golkar menjelang Pemilu 2004. Kala itu Wiranto "kembali" memenangkan pertempuran dan melenggang sebagai calon presiden dari Partai Golkar. Langkah Wiranto terhenti pada putaran pertama pilpres. Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai pemenang.
Kini kedua jenderal purnawirawan tersebut kembali ke panggung politik dengan membawa bendera partai masing-masing. Langkah mereka boleh dibilang sukses. Menurut penghitungan cepat atau quick count, Gerindra memperoleh suara sekitar 4 persen sementara Hanura 3 persen, melewati ambang batas elektoral.
Akankah kedua jenderal purnawirawan yang berseteru ini akur kembali, bertemu dalam satu kepentingan menghadapi satu "musuh" bersama, Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono? Kita tunggu saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.