Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Banyak yang Mati, Para Penenggak Miras Tak Juga Jera

Kompas.com - 08/04/2009, 10:38 WIB

KEDIRI, KOMPAS.com — Satu per satu korban berjatuhan akibat pesta minuman keras (miras) yang digelar di Kabupaten Kediri. Setidaknya hingga setengah tahun terakhir, tercatat sebelas nyawa melayang karena pesta miras tersebut. Korban yang tewas umumnya karena overdosis akibat pengoplosan zat-zat lain yang berbahaya ke dalam miras.

Biasanya, miras dioplos dengan minuman suplemen. Pesta minuman haram itu ada yang dilakukan bersama teman dan ada juga yang dengan PSK. Malahan, Darwati (34) tewas saat pesta miras bersama suaminya, Rokhim (37), sebulan lalu.

Kejadian maut yang berulang kali mengiringi pesta miras tidak membuat jera penenggak miras di Kediri. Kemarin, pesta miras kembali merenggut nyawa. Mashudi (34), warga Dusun Tundan, Desa Puwotengah, Papar, Kabupaten Kediri, tewas setelah menikmati pesta miras bersama 18 teman sekampungnya. Mereka mengoplos arak jawa dengan minuman suplemen dan softdrink. Mashudi yang terkapar usai acara langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Kediri.

Namun, jiwanya tak tertolong. Ia menghembuskan napas, Selasa (7/4) sekitar pukul 01.00. Mashudi diduga kuat tewas karena overdosis dalam pesta miras yang menghabiskan 15 liter arak itu. Lokasi kejadian di rumah Agus (37), warga Dusun Tundan.

“Korban masuk UGD pukul 22.00 dan meninggal sekitar pukul 01.00,” kata staf Humas RS Bhayangkara Kediri, Emi Pujiharti. Selain merenggut nyawa Mashudi, pesta arak itu juga mengakibatkan empat peserta kritis. Mereka adalah Saroji (28), Siswoyo (27), dan Faisal Huda Kurniawan (25), warga Desa Purwotengah, yang hingga kemarin masih dirawat di Klinik Budi Husada di Kecamatan Papar.

Satu lagi korban kritis adalah Agung (28), warga Desa Purwotengah, dirawat intensif di RS Angkatan Darat DKT Kota Kediri. Namun, kemarin sore kondisi Agung membaik. “Mereka jadi korban ulahnya sendiri,” kata Kapolsek Papar AKP Suyitno.

Pesta miras yang berujung petaka itu dimulai Minggu (5/4) siang. Sebanyak 18 pemuda kampung dan satu pria dewasa di Desa Purwotengah menjadi peserta. Warga setempat tak bisa mencegah karena acara minum-minuman keras itu sudah kerap diadakan.

Sementara itu, 13 peserta lainnya yang tak sampai masuk RS tidak diketahui nasibnya. Beberapa warga yang menjadi saksi pesta miras mengaku, umumnya mereka hanya mengeluh mual. Dan setelah jatuh korban jiwa, yang kemudian membuat polisi campur tangan, para peserta pesta miras yang tak sampai dirawat itu menghilang. Mereka takut diambil polisi untuk dijadikan saksi, atau bahkan tersangka dari peristiwa itu.

“Acara mnum-minum dimulai pukul 10.00 pagi di rumah Agus. Arak dipesan dari Sutrisno, yang memproduksi sendiri minuman itu dari bahan alkohol dan tetes tebu. Langsung dikirim 15 liter,” kata Supriyanto (30) salah satu peserta pesta miras yang ditemui Surya dalam persembunyiannya.

Satu hingga tiga jam kemudian, satu per satu peserta pulang. Hanya tinggal lima peserta yang melanjutkan hingga pukul 16.00. Akhirnya, kelima orang itu masuk ke rumah sakit karena overdosis. “Setelah acara selesai, kelimanya pusing, mual, dan muntah pada Minggu malam. Tapi mereka baru dibawa ke rumah sakit pada hari Senin,” tutur Supriyanto yang mengaku sempat menjadi bandar pesta miras.

Setelah mengetahui miras berasal dari rumah Sutrisno di Dusun Madiunan, Desa Ngampel, Kecamatan Papar, Polres Kediri kemarin langsung menggerebek industri arak rumahan itu. Mereka menemukan dua galon dan beberapa jeriken arak. Alat pengepras, selang, dan beberapa sisa arak juga diamankan sebagai barang bukti. (K2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com