Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan HBX Siap Berkompetisi dengan Jusuf Kalla

Kompas.com - 21/02/2009, 17:35 WIB

YOGYAKARTA, SABTU - Anggota Dewan Penasihat DPP Partai Golkar Sultan Hamengku Buwono X mengatakan meskipun Jusuf Kalla menyatakan siap maju sebagai capres, keputusan mengenai capres belum final.
     
"Soal capres nanti akan diputuskan dalam rapat pimpinan nasional khusus (rapimnasus) Partai Golkar. Jika dikatakan Jusuf Kalla menjadi capres Golkar itu kan hanya di ’headlines’ surat kabar, pernyataan itu mungkin untuk membangun ’image’," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
     
Menurut dia, sampai saat ini Partai Golkar belum memutuskan capres, tetapi baru menominasikan tujuh kader yang akan disurvei oleh masyarakat yang menurut rencana dilakukan pada Maret 2009 dan diumumkan setelah 9 April 2009.
     
"Jadi, majunya Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai capres tidak ada masalah, karena beliau merupakan salah seorang dari tujuh orang yang dinominasikan oleh daerah-daerah. Namun, tujuh nominator itu akan disurvei terlebih dulu oleh masyarakat," katanya.
     
Ia mengatakan tujuh nominator tersebut merupakan hasil dari rapimnas Partai Golkar pada Oktober 2008. Dalam rapimnas itu diputuskan harus dinominasikan antara 5-7 kader dari masing-masing kabupaten/kota dan provinsi.
     
Nominasi ini dilakukan dari seluruh nama yang diajukan dan dicatatkan oleh kabupaten/kota serta provinsi. Hasil rapimnas memutuskan tujuh nominator yang kemudian akan dikompilasi oleh DPP Partai Golkar, dan selanjutnya dilakukan survei terhadap mereka.
     
"Kemunginan dari tujuh orang yang masuk nominasi ini setelah disurvei bisa berkembang menjadi 10 orang, karena memang dimungkinkan bisa berbeda pilihan. Selanjutnya, hasil survei itu ditanyakan pada utusan, kira-kira dari nominasi itu siapa yang akan dipilih menjadi capres," katanya.
     
Menurut dia, mekanisme yang harus ditempuh untuk menentukan capres dari Partai Golkar pada Pilpres 2009 memang begitu, dan harus melalui proses yang panjang. Meskipun demikian, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini menyatakan siap berkompetisi dengan Jusuf Kalla untuk maju sebagai capres dari Partai Golkar, karena sama-sama menjadi nominator berdasarkan keputusan rapimnas Oktober 2008.
     
Ketika ditanya jika nanti Partai Golkar memutuskan Jusuf Kalla sebagai capres, Sultan mengatakan tidak masalah jika keputusan rapimnasus memang seperti itu, karena semua kader harus tunduk pada keputusan tersebut.
     
Disinggung apakah akan menjadi capres dari partai politik (parpol) lain jika tidak dicalonkan oleh Golkar, Sultan mengatakan kalau memang ada parpol lain yang bersedia, tentunya tidak ada masalah.
     
"Jika ada parpol lain yang bersedia, bagi saya tidak ada masalah. Namun, saya terlebih dulu akan menunggu hasil keputusan rapimnasus Partai Golkar, sebelum menerima tawaran dari partai lain," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com