Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Gandeng Sekolah Kesehatan

Kompas.com - 23/01/2009, 16:09 WIB

JAKARTA, JUMAT — Dalam upaya memenuhi permintaan tenaga kesehatan dan pengasuh lanjut usia di berbagai negara, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan tiga lembaga pendidikan kesehatan.

Ini dilakukan mengingat terbatasnya kemampuan BNP2TKI dalam menyediakan tenaga kerja sehingga diperlukan kerja sama dengan pihak luar. "Penandatanganan ini sebagai upaya penempatan yang didasari atas perencanaan, bukan pada permintaan kebutuhan secara tiba-tiba," ungkap ketua BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat seusai penandatanganan Mou di Jakarta, Jumat (23/1).

Tiga lembaga pendidikan kesehatan tersebut adalah Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Matoa Jakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Partamedika Jakarta, dan Akademi Keperawatan Andakara Jakarta.

Jumhur mengatakan, MOU tersebut berisi perihal kerja sama kemitraan yang mencakup peningkatan kapasitas dalam program pendidikan dan pelatihan.  Selain itu juga penyiapan kompetensi bagi calon tenaga untuk dapat memenangi persaingan kerja nanti.

Jumhur mengakui kendala bahasa masih menjadi problem yang belum terpecahkan. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan harus memberikan porsi pelatihan bahasa. "Ketika selesai, calon kita sudah siap, tidak hanya teknis pekerjaan, tapi juga berkomunikasi," ungkap Jumhur.

Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Administrasi KerjaSama Luar Negeri BNP2TKI Agusdin Subiantoro mengatakan, BNP2TKI masih membuka kesempatan pada sekolah tinggi lain untuk bekerja sama menyiapkan tenaga kerja untuk dikirim ke luar negeri.

Tahun 2008, Indonesia telah mengirimkan sekitar 740.000 TKI. Sebanyak 36 persen di antaranya merupakan tenaga terampil terdidik. Hingga 2020, jumlah kebutuhan tenaga terampil terdidik di seluruh negara mencapai 4 juta orang.
"Tahun 2009, BNP2TKI akan meningkatkan kualitas tenaga terampilnya dan akan menaikkan kuota di atas 40 persen," ungkap Agusdin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com