Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lambannya UU Tipikor = Bunuh KPK Diam-Diam

Kompas.com - 09/12/2008, 14:08 WIB

JAKARTA, SELASA – Lambannya pembahasan dan pengesahan RUU Tindak Pidana Korupsi sama saja membunuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara perlahan-lahan.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua KPK M. Jasin dalam sebuah diskusi mengenai upaya pencegahan tindak korupsi di lembaga peradilan bersama Mahkamah Konstitusi di gedung MK, Selasa (9/12).

Menurut Jasin, Dewan Perwakilan Rakyat yang berwenang mengesahkan RUU ini mengatakan belum cukup puas dengan komposisi pengadilan Tipikor yang sudah ada saat ini dengan tiga hakim ad-hoc dan dua hakim karir. Bahkan dikatakan menakutkan dan melakukan kongkalikong dengan KPK. Padahal, Pengadilan Tipikor saat ini, menurut KPK, sudah terbukti berintegritas.

“Jadi kalau jatuh tempo RUU Tipikor ini tidak kita sahkan, ini berarti secara tidak langsung membunuh KPK secara diam-diam. Apakah rakyat mau? Kalau rakyat mau ya silahkan saja. Anda bisa melihat, siapa yang punya integritas yang proven, tidak tebang pilih. Kalau masyarakat tidak menghendaki lembaga yang berintegritas ya silahkan saja, tinggal menunggu kebangkrutan bangsa ini,” ujar Jasin.

Oleh karena itu, KPK mendorong agar DPR mengesahkan RUU ini sesegera mungkin sebelum jatuh tempo pada tanggal 19 Desember 2009. Perubahan komposisi dalam pengadilan tipikor nantinya juga dikhawatirkan Jasin akan mengubah pola kinerja pengadilan-pengadilan tipikor yang akan didirikan selanjutnya di ibukota-ibukota provinsi.

Jasin kembali menegaskan, Pengadilan Tipikor di Jakarta sudah dapat dikategorikan sebagai contoh yang baik. “Sekarang saja yang sudah punya integritas itulah (pengadilan tipikor Jakarta). Kalau pengadilan tipikor dalam kasus korupsi ini kan punya integritas dengan komposisi seperti itu. Inilah yang harus kita pertahankan. Nah kita khawatir saja, kalau komposisinya berubah, performance-nya tidak seperti pengadilan tipikor yang sekarang,” tandas Jasin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com