Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Taiwan Tak Akan Mengkhianati Rakyat

Kompas.com - 27/10/2008, 08:38 WIB

TAIPEI, SABTU - Hubungan China dan Taiwan yang membaik menghadapi ujian berat. Puluhan ribu warga Taiwan memadati pusat kota Taipei, Sabtu (25/10), memprotes sikap pemerintahan Presiden Ma Ying-jeou yang bersahabat terhadap China. Demonstran menilai Ma tidak sensitif dan mendesaknya segera mundur.

Demonstran besar-besaran kelompok anti-China—tergabung dalam Partai Demokrat Progresif (DPP)—itu menuding hubungan yang baik antara Taiwan dan China justru mengancam kedaulatan wilayah Taiwan. Demonstran pun mengecam berbagai skandal ekspor China, termasuk produk susu yang tercemar melamin.

Presiden Ma diprotes karena ia tidak mau melawan China terkait skandal susu itu. Padahal, produk susu itu menewaskan empat bayi di China. Selain itu, tiga anak serta satu perempuan sakit di Taiwan akibat produk susu tercemar itu.

”Kami protes hari ini untuk memperingatkan pemerintah. Kami ingin agar pemerintah mempertahankan kedaulatan dan mendorong perekonomian,” kata Ketua DPP Tsai Ing-wen.

Aksi protes itu juga dilakukan menjelang kunjungan resmi pertama juru runding utama China, Chen Yunlin, ke Taiwan pada 3 November.

Mantan Presiden Taiwan Chen Shui-bian yang mundur dari DPP akibat kasus pencucian uang, awal tahun ini, bergabung dalam aksi protes itu. DPP yang prokemerdekaan Taiwan menilai sikap pro-China justru membahayakan keamanan Taiwan.

Apalagi, sebelumnya China sering ”mengancam” akan menyerang Taiwan jika berani macam- macam. China telah mengklaim Taiwan sebagai salah satu bagian dari wilayahnya sejak tahun 1949, saat Pemimpin Komunis Mao Zedong memenangi perang saudara di China dan Pemimpin Kuomintang (KMT) Chiang Kai-shek melarikan diri sementara ke Taiwan.

Sejak Ma berkuasa, China dan Taiwan sepakat memperbaiki hubungan dan meningkatkan kerja sama perdagangan. Sikap itu yang diprotes kelompok anti-China dan prokemerdekaan Taiwan.

”Apabila pemerintah masih saja bersikap seperti itu, kami yakin tidak ada lagi masa depan Taiwan,” kata Tsai Ing-wen.

Tak akan berkhianat

Menanggapi protes itu, Ma menegaskan, pemerintahannya tidak akan ”menjual” Taiwan saat bernegosiasi dengan China. Ma, yang lahir di Hongkong dan diketahui memiliki hubungan dekat dengan China, menegaskan hal itu saat berkunjung ke Keelung, Minggu.

”Meski tidak lahir di sini (Taiwan), selama ini saya makan dan minum air Taiwan. Saya tak akan mengkhianati Taiwan. Saya dipilih rakyat dan amanat itu agenda utama pemerintah,” lanjutnya.

Juru Bicara Kepresidenan Tony Wang menegaskan, Ma akan tetap mempertahankan kebijakan Taiwan saat ini atas China. ”Kami sudah banyak berbuat untuk melindungi kesehatan rakyat dan Ma telah menegaskan Republik China adalah negara yang mandiri dan merdeka,” ujarnya.(REUTERS/AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com