Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TAJUK RENCANA

Kompas.com - 15/10/2008, 01:15 WIB

Melanjutkan Reformasi TNI

Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-63 TNI di Surabaya, Selasa (14/10), tetap sarat pesan dan makna yang sangat berguna dalam perjalanan mendatang.

Di balik deru jet pesawat tempur TNI AU dalam acara itu terselip banyak pesan dari masyarakat bangsa Indonesia, ibu kandung TNI dan kepada siapa TNI diharapkan terus melanjutkan komitmen pengabdiannya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan kembali agar TNI terus memegang teguh komitmen netralitas dalam politik praktis. Kepala Negara mengatakan, ”Komitmen TNI itu tegak lurus, yakni kepada bangsa dan negara.” Artinya, meski di alam demokrasi pemerintahan berganti setiap lima tahun sekali, loyalitas TNI kepada bangsa dan negara tidak boleh goyah karena TNI adalah milik nasional yang tidak pernah berubah.

Pesan itu amat jelas, dan mendapatkan konteks aktualnya justru ketika alam demokrasi—lebih kentara lagi menjelang pemilu—menghadapkan bangsa pada berbagai tarikan politik praktis, yang tidak jarang diwarnai oleh kepentingan golongan dan untuk kepentingan sesaat.

Presiden juga berpesan agar reformasi TNI tidak berhenti. Menurut Presiden, selama 10 tahun melaksanakan reformasi, TNI telah melalui masa-masa krusial. Proses itu, menurut Presiden, telah berjalan baik walaupun diakui transformasi utuh membutuhkan waktu.

Persisnya untuk butir terakhir di atas itulah kita masih sering mengamati adanya beda penilaian antara pimpinan TNI dan kalangan masyarakat. Pihak TNI tentu mendaku, selama 10 tahun terakhir sudah banyak dilakukan perubahan dalam tubuh internal. Kita pun bisa melihat, TNI kini sudah tidak lagi terlibat dalam kegiatan politik praktis. Sementara sejumlah kalangan masyarakat masih melihat kegamangan di pihak TNI dalam dua urusan lain, yakni peradilan dan bisnis TNI.

Mengenai bisnis, kemarin kita membaca harapan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono agar baik masyarakat maupun TNI sama-sama bersikap realistis menyikapi rencana pengambilalihan bisnis TNI oleh pemerintah sesuai amanat Pasal 76 UU No 34/2004.

Di sinilah mungkin kita bisa melihat kearifan Kepala Negara ketika mengatakan bahwa satu transformasi yang utuh pada TNI membutuhkan waktu. Namun, memang akan lebih melegakan apabila pihak TNI sendiri yang mengambil langkah proaktif untuk menuntaskan proses yang dipandang belum rampung ini.

Kita ingin melihat TNI melangkah ke reformasi yang oleh peneliti CSIS, Rizal Sukma, disebut sebagai tahapan atau generasi kedua, di mana yang menjadi fokus adalah peningkatan kemampuan TNI sebagai alat pertahanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com