Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Bantah tak Penuhi Kuota Perempuan 30 Persen

Kompas.com - 29/09/2008, 18:54 WIB

JAKARTA, SENIN - Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) membantah pernyataan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyebutkan partainya tak penuhi kuota perempuan 30 persen. Bantahan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Halida Hatta, Senin (29/9) di Jakarta.

"Dikatakan Gerindra tak penuhi kuota caleg perempuan 30 persen, hal ini yang perlu kita klarifikasi. Jadi yang sebenar-benarnya adalah justru, Gerindra kita sudah memenuhi kuota malahan sampai sebesar 36 persen. Yang berarti melebihi ketentuan perundang-undangan yang berlaku," kata Halida.

Halida menjelaskan, Partai Gerindra dan KPU sudah melakukan koordinasi untuk melakukan pengecekan terkait daftara nama calon sementara (DCS) Gerindra sekaligus mengecek bersama-sama kepada KPU terkait 30 persen kuota perempuan yang sebetulnya melebihi ambang batas.

"Jadi,kami dan KPU sudah berkoordinasi untuk melakukan pengecekan ulang mengenai data yang sudah kami sampaikan sebelumnya. Yang jelas, kami berkomitmen agar kaum perempuan terwakil di Gerinda. Saya saja berada di urutan nomor I untuk daerah pemilihan Jakarta II," Halida menjelaskan.

"Kami sama sekali tidak mengatakan KPU salah dalam mengumumkan calon anggota legislatif dari Gerinda. Tapi memang, banyak yang diurus, banyak sekali dari banyak partai sehingga bis saja tidak fokus. Nah, maka dari itu sebagai partai politik kita melakukan pengecekan ulang kembali bersama-sama. Dan sekarang kami sudah melakukan koordinasi dengan KPU dan sama- sama bisa membuktikan bukti keterwakilan perempuan," papar Halida Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com