Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Makanan dan Minuman Berbahaya

Kompas.com - 26/09/2008, 13:07 WIB

TANPA disadari, makanan dan minuman yang selama ini menjadi santapan sehari-hari bukan hanya menawarkan pilihan yang kian banyak, tapi justru menebarkan ancaman bagi kesehatan.

Barangkali itulah yang mengilhami peneliti Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) melakukan penelitian dan akhirnya memublikasikan dalam "Expo Karya Wima (Widya Mandala)" di kampus setempat, 21-22 September 2008.

"Tips mengenali makanan dan minuman yang berbahaya dan yang aman itu penting pada masa-masa menjelang Lebaran," ungkap peneliti UKWMS, Caroline SSi M.Si Apt.

Ia menyampaikan metode pengenalan paling mudah dari berbagai sudut, yakni warna, kandungan boraks, kandungan formalin, daging gelonggongan, ayam basi, ikan basi, makanan kaleng, bahaya snack, dan bahaya kemasan plastik.

"Kalau ada makanan yang warnanya mencolok dan menarik justru harus dicurigai, misalnya saos yang warnanya membekas di tangan memungkinkan pewarna yang digunakan adalah pewarna tekstil yang dapat menyebabkan kanker," katanya.

Untuk boraks, katanya, dapat diamati dari bakso. "Kalau kenyal atau mudah dipantulkan seperti memantulkan bola karet di tanah, maka berarti banyak mengandung boraks. Bisa juga dari tanda-tanda gigitan yang kembali ke bentuk semula setelah digigit," katanya.

Sebaliknya, katanya, tahu putih yang terlalu keras justru patut diduga mengandung formalin. "Kalau tahu kuning yang keras kami belum melakukan penelitian, tapi kalau tahu putih yang tidak lembek dapat diduga ada kandungan formalin di dalamnya," ucapnya.

Tentang daging gelonggong (daging yang diisi air), dosen Fakultas Farmasi (FF) UKWMS itu mengatakan, daging seperti itu dapat dikenali dari air yang menetes bila digantung.

"Jadi, pilih saja daging yang digantung. Kalau ada air yang menetes berarti daging gelonggongan. Cara lain mengenali dari warna daging yang asli masih merah segar dan serat-serat di dalam daging juga tidak menggelembung," katanya.

Harga yang tidak wajar juga merupakan pertanda. "Harga daging yang wajar itu Rp 46.000 per kg, nah kalau harganya lebih murah dari itu berarti patut dicurigai sebagai daging gelonggongan," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com