Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi LPI: Munarman Melerai

Kompas.com - 10/09/2008, 13:35 WIB

JAKARTA, RABU - Saksi dari Laskar Pembela Islam (LPI) Sudirah bin Sobari alias Abdul Halim yang didatangkan dalam persidangan Habib Rizieq di PN Jakarta Pusat, Rabu (10/9), menyatakan Munarman sebenarnya bertindak melerai dalam bentrokan antara rombongan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dan rombongan LPI.

Menurut Sudirah, sempat terjadi pukul-memukul antara rombongan kira-kira selama lima menit setelah terdengar bunyi letusan. Insiden pukul-memukul dan tembakan terjadi setelah rekannya Subhan ingin konfirmasi soal teriakan kafir. "Munarman datang melerai karena ada bentrokan itu, karena kesannya seperti tawuran," ujar Sudirah. Munarman lalu menyuruh mereka menepi.

Dalam aksi ini, Munarman memang menerima komando tertinggi. Namun sebenarnya, komandan LPI adalah Ustadz Maksuni Kaloko. Sebelum aksi, Munaman hanya mengingatkan agar jemaah laki-laki menjaga jemaah perempuan dan anak-anak. Aksi ini terjadi setelah rombongan LPI bersama ormas-ormas lainnya yang sebelumnya telah berkumpul di Masjid Istiqlal sedang menuju Istana Presiden. Mereka berencana untuk mengadakan aksi damai menolak aksi BBM.

Pada saat berjalan menuju Istana, LPI yang berada di belakang rombongan dari Istiqlal mendengar teriakan berupa cacian yang mengatakan 'Itu Laskar Kafir! Laskar setan!' Suaranya cukup keras karena berasal dari sound system. "Saya mencari cara masuk ke sumber suara dengan teman yang 120 orang itu. Begitu masuk saya nampak banyak orang. Ada spanduk tolak SKB atas nama AKKBB," ujar Sudirah.

Sudirah mengaku, temannya yang bernama Subhan bertemu dengan si pemegang mic. Tapi segera balik dicaci oleh pria tersebut. Menurut Sudirah, cacian itu berlanjut dengan pukulan dari rombongan AKKBB. Akibat banyaknya pukulan, Sudirah mengaku rombongannya balas memukul. Dalam insiden itu, Sudirah mengaku ambil langkah seribu. Selain takut mati, sepatunya lepas entah di mana. Ketika dia kembali, bentrokan sudah selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com