JAKARTA, SABTU - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution dituding sakit hati dengan Burhanuddin Abdullah oleh mantan anggota Komisi IX DPR Anthony Zeidra Abidin karena tak terpilih sebagai Gubernur BI.
Karena itu, menurut Anthony, inilah yang mendasari Anwar melaporkan adanya aliran dana BI sebesar Rp100 miliar ke sejumlah anggota dewan. Menanggapi pernyataan Anthony yang disampaikan melalui pengacaranya, Anwar mengatakan bahwa ia tak punya rasa sakit hati seperti yang ditudingkan.
"Sakit hati apa? Kalau mau jadi Gubernur BI, bukan dia yang saya datangi. Pangkatnya apa? Mana bisa dia bikin saya jadi Gubernur BI? Kalau saya mau saya langsung ke Presiden atau lebih baik ke Akbar Tandjung yang saat itu jadi Ketua DPR. Ngapain ke Anthony? Dia tidak menghargai persahabatan," kata Anwar di Jakarta, Sabtu (6/9).
Anwar mengakui bahwa Anthony sempat menemuinya dua kali di BPK pada tanggal 8 Desember dan 15 Desember 2006. Saat itu, Anthony meminta nasihat guna penyelesaian kasus aliran dana yang berasal dari YPPI itu. "Anthony datang ke saya untuk menyelesaikan masalah itu. Si Paskah (Paskah Suzetta) bilang, Burhanuddin membayar. Saya bilang, urusan kaulah itu. Yang jelas, ternyata Anthony nggak punya moral. Dia datang pada saya, dia panggil abang pada saya, tapi ternyata dia datang bawa tape (rekaman). Ini kan kurang ajar!," ujar Anwar.
Anwar mengaku merasa dijebak dengan tindakan Anthony yang merekam seluruh perbincangan mereka saat itu. Pengacara Anthony mengaku memiliki bukti rekaman percakapan antara keduanya yang berlangsung di sebuah ruangan di Gedung BPK. Namun, Anwar mengatakan, dirinya tidak akan mengambil langkah apapun atas apa yang telah dilakukan Anthony. "Janganlah. Kasihan mereka itu, sudah berat hukumannya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.