Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia (1): "Dinginnya" Moskwa di Musim Panas

Kompas.com - 11/08/2008, 12:11 WIB

Ah, lupakan gaya kaku wanita-wanita berseragam di belakang sana. Sekarang bagaimana cara untuk berpindah bandara? Saya dan enam rekan seperjalanan lainnya tak ada yang paham 100 persen soal kelanjutan perjalanan ini. Pasalnya, kami adalah undangan dari Uraltrac, sebuah perusahaan alat berat yang berada di Chelyabinsk.

Pertanyaan-pertanyaan itu segera terjawab. Di ruang tunggu bandara kami melihat seorang bapak berambut putih berbadan tinggi besar mengangkat selembar karton bertuliskan Uraltrac. Kami pun langsung menghampiri dan menyalaminya.

Anehnya, ia tak banyak bicara. Justru seorang wanita muda yang berdiri di sampingnya yang kemudian menyapa. Beberapa saat kemudian, saya baru sadar bahwa si bapak tadi tak bisa berbahasa Inggris dan memilih diam.

Vasilya, demikian nama wanita Rusia yang ditugasi menjemput kami. Dari dia, saya mendapat infomasi mengenai kelanjutan perjalanan ini. Dengan gaya yang cukup ramah untuk ukuran wanita Rusia, ia mengatakan akan ada mobil yang menjemput rombongan menuju Bandara Domodedovo.

Setelah semua berkumpul, kami menuju pintu keluar bandara. Arloji di tangan saya menunjuk angka 16.30. Ini waktu di Jakarta. Jadi saat ini sudah jam 13.30 di Moskwa. 

Terik matahari menyambut kedatangan kami di kota ini. Panasnya tak beda dengan sinar matahari di Jakarta, silau dan menggigit kulit. Hanya saja angin yang bertiup di kota ini lebih kencang dan terasa sangat dingin seperti di ruang ber-AC.

Saat menunggu kedatangan mobil penjemput, pandangan saya jatuh pada deretan mobil sport berwarna silver yang dijadikan taksi. Keren! Di seberang deretan taksi-taksi silver itu ada pula deretan taksi "buruk rupa" yang bentuknya sudah enggak keruan lagi. "Yang silver taksi resmi, yang biru-biru itu taksi gelap," kata Vasilya menjawab pertanyaan saya. "Kalau taksi resmi lebih mahal, tapi tentunya lebih aman," katanya lagi.

"Memangnya apa yang bisa terjadi kalau kita naik taksi gelap?" "Apa pun bisa terjadi kalau kita naik taksi-taksi itu," ujar Vasilya.

Moskwa memang dikenal dengan angka kriminalitasnya yang tinggi. Tapi, belum sempat saya bertanya lagi, sebuah minibus Ford tipe Transit berhenti di depan kami. Kemudian si sopir turun dan langsung memasukkan koper-koper kami ke bagian belakang mobil. Kami lantas bergegas memilih kursi.

Petualangan di Negeri Lenin pun dimulai.


(Bersambung)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com