Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Kota Tua Ala Belanda

Kompas.com - 04/08/2008, 21:29 WIB

Bangunan Gereja Orange saat ini masih berdiri dengan arsitektur klasik gereja bangunan Belanda. Sayang, gereja tua berdinding gaba- gaba (pelepah sagu) tersebut kini tidak lagi difungsikan sebagai gereja. "Gereja yang dibangun pada tahun 1911sampai 1913 itu kini menjadi Pusat Pembinaan Warga Gereja Jemaat Bethel Doom. Jemaat telah memindahkan aktivitas gereja ke puncak bukit Pulau Doom," ujar Junus Sarlout.

Gedung kantor bekas HPB Sorong dan Onderafdeling Raja-Ampat hingga kini masih menjadi kantor pemerintahan Distrik Sorong Kepulauan. Akan tetapi, pemerintah telah memugar bangunan itu, dan pemugaran tersebut telah memotong bangunan aslinya. Bangunan asli nyaris sulit dikenali karena terpotong gedung baru yang mengabaikan arsitektur gedung lama.

Nilai sejarah

Beberapa warga Pulau Doom sebenarnya menyadari nilai sejarah bangunan tua di pulau tempat mereka tinggal. Rahman Kare, misalnya, hingga kini tidak mengubah bentuk rumahnya. Ia juga membiarkan bungker pertahanan udara yang ada di halaman rumahnya meski lubang bungker itu sebagian telah tertutup tanah.

"Ada petugas dari Dinas Pariwisata Kota Sorong yang sudah mendatangi rumah saya. Mereka meminta saya tidak memugar rumah saya. Masalahnya, beberapa bagian dinding gaba-gaba mulai lapuk," ujar Rahman yang tidak pernah menerima bantuan biaya perawatan rumah tuanya.

Sisa bangunan tua yang masih terawat antara lain Kantor Kepolisian Sektor Sorong Kepulauan dan Gedung Sekolah Dasar YPPK Stella Maris. Di sekeliling lapangan sepak bola Pulau Doom, yang juga diyakini para penduduk Pulau Doom sebagai lapangan sepak bola tertua di Papua, juga masih banyak rumah penduduk sisa peninggalan masa penjajahan Belanda.

Seiring bertambahnya arus migrasi dan bertambahnya angka kelahiran, lemahnya penataan ruang Kabupaten Sorong pascapeninggalan Belanda, perlahan tetapi pasti Pulau Doom mulai ruwet. Bangunan rumah tinggal baru yang tidak serasi dengan bangunan lama bermunculan di mana-mana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com