Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Putaran di Jatim

Kompas.com - 24/07/2008, 03:00 WIB

Menurut Sekjen DPP PKB versi Muktamar Luar Biasa Parung Yenni Wahid, partainya dapat menerima prediksi sejumlah lembaga survei tentang kekalahan Achmady-Suhartono. Terkait ke mana PKB akan mengalihkan suaranya pada putaran kedua, hal itu bergantung pada hasil pengumuman KPU Jatim dan evaluasi internal partai.

Peluang sama besar

Pengajar Ilmu Politik di Universitas Airlangga Surabaya, Krisnugroho, mengatakan, koalisi untuk putaran kedua akan diwarnai dua hal, yakni kepentingan persiapan Pemilu 2009 dan kepentingan ekonomi. Para calon atau partai yang kalah pasti akan mencari kompensasi.

Calon gubernur-wakil gubernur pasti menghabiskan banyak dana. Partai juga akan mencari tambahan untuk menuju tahun 2009. ”Tawar-menawar koalisi akan diwarnai kepentingan ekonomi. Ini akan dilakukan partai kecil maupun besar,” ujar Krisnugroho.

Ia juga memprediksi, pada putaran kedua nanti PDI-P dapat merapat ke pasangan Kaji, sedangkan PKB lebih mungkin merapat ke Karsa. Pasalnya, Kaji didukung KH Hasyim Muzadi yang hubungannya dengan Ketua Dewan Syuro DPP PKB Abdurrahman Wahid tak begitu mulus.

PDI-P pernah menolak merekomendasikan Soekarwo sebagai calon gubernur. Sebaliknya, PDI-P dengan komunitas NU punya hubungan simbiosis relatif kuat. ”Memang masih sangat mungkin berubah, bergantung tawar-menawar nanti,” ujarnya.

Sementara itu, Airlangga Pribadi Kusman, pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya menilai peluang pasangan Kaji dan Karsa sama besar dalam putaran kedua. Sebab, masing- masing pasangan memiliki kelebihan yang bisa dijual kepada pemilih.

Pasangan Kaji, kata Airlangga, diuntungkan karena masyarakat Jatim sudah jenuh terhadap calon yang lebih dulu muncul. Apalagi, Khofifah bisa mendorong antusiasme warga dengan keberadaannya sebagai kader nahdliyin perempuan yang berani maju sebagai cagub dan merepresentasikan tokoh muda.

Adapun pasangan Karsa, lanjut Airlangga, memiliki figur Soekarwo yang berpengalaman memimpin Jatim. Saifullah juga memiliki basis konstituen yang cukup kuat di kalangan nahdliyin.

Golkar terima kalah

Ketua Umum DPP Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Wakil Presiden, mengaku bisa menerima kekalahan calon yang diusung Golkar. ”Karena inilah wujud demokrasi,” katanya.

Menurut Kalla, pilkada di Jatim menarik. ”Jatim merupakan basis PKB, tetapi suara untuk calon PKB justru paling rendah. Ini membuktikan antara figur dan partai tidak ada relevansinya,” katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga memantau secara khusus hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei. Dalam pilkada Jatim, Partai Demokrat mengusung pasangan Karsa bersama PAN dan PKS. (HAR/INU/INA/RAZ/ VIN/IDR/DWA/NWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com