Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecel Madiun yang Tak Ada Matinya...

Kompas.com - 19/07/2008, 04:59 WIB

Ajang nostalgia

Menyantap nasi pecel untuk sebagian konsumennya bukanlah sekadar menikmati rasa makanannya, tetapi juga suasana yang mewarnai tempat mereka makan. Tidak heran jika konsumen lanjut usia asal Jawa sering memenuhi kursi di Rumah Makan Hadir di Jalan Gondangdia Lama Nomor 34, Jakarta Pusat, yang mengkhususkan pada menu pecel Madiun. Sembari makan mereka mengobrol dengan bahasa Jawa.

Suasana itu pula yang ingin dirasakan Albertus asal Malang, yang kemarin siang makan nasi pecel di Kalibata. ”Ada yang kurang kalau makan pecel tak ngobrol dengan bahasa Jawa,” kata pemuda yang berkantor di Jalan Sudirman, tetapi selalu berupaya tiap minggu makan nasi pecel.

Barangkali untuk menyesuaikan diri dengan keinginan konsumen, warung atau rumah makan nasi pecel di Jakarta umumnya dibuat dengan nuansa seperti di tempat asal.

Rumah Makan Hadir milik Irna Hanny Nastuti (70), yang berdiri awal tahun 2000, tampilan luar dan dalam sangat bersahaja, namun selalu penuh pelanggan setianya. Secara keseluruhan, nuansa rumahan di rumah makan ini terasa sangat kental. Ubin lantai tetap dibiarkan seperti aslinya.

Awalnya rumah itu didiami Irna, suaminya, Hadi Suwito, dan kelima anaknya. Seiring kelima anaknya telah berkeluarga, sang suami mengusulkan supaya di bagian garasi rumah dijadikan rumah makan kecil yang menjual pecel Madiun dan rawon.

Sementara Warung Pecel Pincuk Kalibata, milik pasangan Luthfi Yuliani (30)-Sandyarta Dharmayana asal Malang, yang semula hanya warung tenda kini jadi warung permanen. Tampilan di dalamnya seperti warung pecel umumnya di Madiun yang memakai lincak (tempat duduk dari bahan bambu) dengan tempat makanan tradisional.

Adapun Warung Pecel Madiun di Serpong, meski dari luar tampak seperti rumah makan modern dilengkapi mainan anak dan taman, ruang makan semacam pendapa dan lesehan tetap berciri khas Jawa.

Para pengusaha itu awalnya membuka usaha menjual pecel dalam skala kecil, tetapi dalam tempo tak terlalu lama, usaha mereka makin besar. Dan pecel mulai akrab di lidah warga Ibu Kota yang bukan asli orang Jawa bagian tengah dan timur.

Makin besarnya penjualan, otomatis menaikkan pendapatan. Pengelola warung pecel Kalibata kini memiliki lebih dari enam tenaga kerja, sedangkan jumlah meja di Rumah Makan Hadir bertambah dari tiga menjadi 15 buah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com