Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nganjuk: Berendam di Air Terjun Sedudo

Kompas.com - 15/07/2008, 15:16 WIB

Menurut Rahman yang sudah puluhan tahun menjadi juru kunci di tempat wisata itu, berdasarkan cerita turun-temurun, dulu kawasan Sedudo merupakan tempat pertapaan Ki Ageng Ngaliman, tokoh pelopor penyebaran agama Islam di Nganjuk waktu itu. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, maka setiap bulan Suro sebuah upacara ritual selalu digelar. Ritual yang diberinama pengambilan Air Sedudo itu diisi dengan acara iring-iringan gadis berambut panjang yang berbusana adat Jawa, berjalan perlahan menuju kolam yang berada tepat di bawah air terjun.

Lima gadis terdepan membawa klenting (istilah Jawa untuk guci-Red), sedang sepuluh lainnya mengiringi para pembawa klenting itu. Tembang Ilir-ilir mengiringi langkah mereka. Tak lama kemudian, ke 15 gadis yang disebut Putri Tirtosari itu, tiba di kolam yang sudah menunggu lima pemuda, yang juga berpakaian ala abdi keraton di kerajaan Jawa. Lima pemuda dengan sebutan jejaka taruna inilah, yang akan mengambilkan air pusaka dari air terjun Sedudo.

Begitu lima gadis pembawa klenting sudah berhadap-hadapan dengan jejaka taruna, guci aneka warna itu diserahkan. Tak berapa lama, kelima pemuda menuju dasar air terjun yang bersuara gemuruh. Mereka menengadahkan klenting itu, dan air Sedudo yang dipercayai penuh khasiat, memenuhi kelima guci. Air Sedudo di dalam lima klenting itu, kemudian dipersembahkan sebagai sesaji.

Awet Muda dan Berwibawa

Dari sesaji itu diharapkan dapat membawa berkah keselamatan bagi warga Kota Nganjuk. Bau dupa yang diletakkan di dekat kolam oleh seorang petugas di awal upacara mengentalkan nuansa mistis itu. Kuatnya kesan mistis ini, seiring dengan keyakinan masyarakat Nganjuk dan juga Jatim, tentang khasiat air Sedudo. Warga yakin, dengan mandi di air terjun tersebut, mereka akan memperoleh berkah, entah berupa awet muda, murah rezekinya, atau berkah makin berwibawa, khususnya bagi para pejabat atau bos perusahaan.

Mereka percaya, air yang mengalir tak henti-hentinya mengalir di Sedudo, bersumber dari tempat keramat, yakni tempat di mana para dewa bersemayam. Tak heran, ketika malam tahun baru Hijriyah 1 Muharram, atau biasa dikenal malam 1 Suro oleh masyarakat Jawa, ribuan pengunjung selalu memadati Sedudo. Di tengah dinginnya air terjun Sedudo, mereka mandi beramai-ramai di kolamnya.

Aspek sejarah lain, khususnya tentang pemanfaatan Sedudo oleh kalangan raja dan ulama di zaman Kerajaan Majapahit dan kejayaan Islam, sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat tentang khasiat air terjun tersebut. Di jaman Majapahit Sedudo sering digunakan untuk mencuci senjata pusaka milik raja dan patih dalam Prana Pratista. Sementara di zaman kerajaan Islam, Sedudo sangat dikenal sebagai kawasan pertapaan Ki Ageng Ngaliman.

Untuk mencapai obyek wisata Air Terjun Sedudo ini, Anda dapat menggunakan segala macam alat transportasi. Meski tidak ada angkutan umum yang langsung menuju obyek wisata, tapi banyak mobil sewaan yang siap mengantar Anda. Jadi pastikan Anda berkunjung ke air terjun Sedudo, jika kebetulan melintasi kota Nganjuk bersama keluarga. Selamat berlibur (SENIOR/Lalang Ken Handita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com