Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI Nyatakan Bibit Menang

Kompas.com - 22/06/2008, 19:42 WIB

SEMARANG, MINGGU- Lingkaran Survei Indonesia atau LSI menyatakan pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih sebagai pemenang pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Berdasar perhitungan cepat LSI, pasangan yang didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu meraih 44,42 persen suara.

Pasangan Bambang Sadono-M Adnan (Partai Golkar) berada di peringkat dua dengan raihan suara 22,46 persen. Pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto (Partai Demokrat dan PKS ) meraih 15,8 persen di peringkat tiga. Pasangan M Tamzil-Rozaq Rais (PPP) dan Agus Soeyitno-Kholiq Arif (PKB) masing-masing berada di peringkat empat dan lima dengan raihan suara 11,2 persen dan 6,11 persen.

Hal itu terungkap dalam konferensi pers oleh LSI bekerja sama dengan Jaringan Isu Publik (JIP) di Hotel Graha Santika Semarang, Minggu (22/6) petang. Menurut Direktur Riset LSI Eka Kusmayadi, pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih telah memenangkan pemilihan ini dalam satu putaran.

"Saya ucapkan selamat bagi pasangan nomor empat, Bibit Waluyo dan Rustriningsih yang memenangkan pemilihan Gubernur Jawa Tengah dalam satu putaran saja," ujar Eko didampingi Manajer Riset LSI Arman Salam.

Golput 45 persen

Hasil perhitungan cepat LSI, jumlah pemilik hak suara yang tidak memberikan suaranya pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng atau golput mencapai 45,25 persen. Menurut Eko, jumlah ini adalah yang tertinggi dibanding jumlah rata-rata golput di provinsi lain yang mencapai 35 persen.

Menurut Arman, jika angka golput tinggi, pasangan yang akan keluar sebagai pemenang adalah yang mampu menggerakkan massa untuk memberikan suaranya di tempat pemungutan suara (TPS).

"Pasangan Bibit-Rustriningsih kami nilai mampu menggerakkan mesin politiknya secara militan hingga ke tingkat akar rumput. Ini cukup signifikan untuk meningkatkan partisipasi pendukung mereka," jelas Arman.

Arman mengatakan, tingginya angka golput di Jateng disebabkan beberapa faktor, yaitu alasan teknis, ekonomis, dan politis. Menurut dia, contoh alasan teknis adalah adanya keperluan lain yang dianggap lebih penting bagi pemilih untuk tidak mendatangi TPS.

"Untuk alasan ekonomis, pemilih enggan mendatangi TPS karena jika mereka datang ke TPS, mereka tidak bisa bekerja dan mendapatkan uang. Alasan politis yaitu tidak adanya calon yang dirasa cocok oleh kelompok golput," tutur Arman.

Jumlah sampel yang diambil LSI dalam perhitungan cepat ini sebanyak 400 TPS yang tersebar secara proporsional. LSI menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan lebih kurang satu persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com