Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembakaran Kapal Nelayan Jadi Obrolan SBY-Rudd

Kompas.com - 12/06/2008, 20:25 WIB

JAKARTA, KAMIS - Indonesia akan mempertanyakan pembakaran kapal-kapal nelayan oleh kapal patroli negeri Kangguru di sekitar perbatasan Indonesia-Australia yang akhir-akhir terus bergiat. Data yang diperoleh dari 24 hingga 26 April 2008, sudah ada 14 perahu dan kapal nelayan Indonesia yang ditangkap, dengan jumlah awak kapal dan nakhoda asal Indonesia yang kini mendekam di pusat penahanan Darwin sebanyak 264 orang.

"Itu akan dibahas secara tidak langsung," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono usai mengikuti rapat persiapan kunjungan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd ke Indonesia pada 12-14 Juni di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/6).

Menurut Juwono, pemerintah Indonesia akan membahas tentang penentuan garis batas laut atau teritorial terkait sengketa titik koordinat dengan menggunakan perangkat Global Positioning System (GPS). "Ini masih ada perbedaan tentang pengukuran," katanya.

Juwono menyatakan, dari informasi para nelayan Indonesia yang tertangkap kapal patroli Australia, perbedaan pengukuran perangkat GPS membuat kapal-kapal nelayan dibakar tanpa tendeng aling- aling. "Tiga hari lalu, menurut nelayan kita GPS milik nelayan dirusak oleh kapal patroli Australia," ujarnya.

Pemerintah Australia memang telah lama memberlakukan kebijakan pembakaran kapal nelayan yang tertangkap melakukan kegiatan di perairan Australia. Awak yang tertangkap, umumnya nelayan dari pulau Rote, dan biasanya langsung dideportasi. Penangkapan ikan illegal ini terjadi karena di wilayah Australia, yang merupakan suaka margasatwa nasional, merupakan kawasan tradisional tempat menangkap teripang sejak ratusan tahun silam.

Menyangkut hal ini, Juwono menambahkan, pihaknya dengan pemerintah Australia telah menggelar perundingan untuk menjalin patroli bersama antara Indonesia-Australia tentang koordinat batas teritorial laut kedua negara. Dengan berkelakar, Juwono menyebut, kerja sama ini mengarah pada persamaan kualitas perangkat GPS kapal patroli dengan kapal-kapal nelayan Indonesia. "Mudah-mudahan GPS yang digunakan dengan merk yang sama," tandasnya.

Selain akan membahas masalah perbatasan, SBY dan Rudd juga akan membahas tentang kemitraan strategis Indonesia-Australia , termasuk penambahan personel perwira TNI yang mengikuti pendidikan di Australia.

"Waktu saya berkunjung bulan Maret ke Canberra memang saya meminta bahwa jumlah perwira menengah darat, laut dan udara Indonesia yang mendapat kesempatan pendidikan di bidang manajemen dan perencanaan pertahanan itu ditambah dari enam menjadi sembilan setiap tahunnya. Itu yang konkret saya usulkan," paparnya seraya mengemukakan, pihaknya juga akan menjajaki kerja sama penyediaan alat utama sistem senjata (alutsista).

"Alutsista sedang dalam proses penjajakan. Kemungkinan kerja sama bidang kapal patroli," pungkasnya. (Persda Network/Ade Mayasanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Nasional
Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Nasional
Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Nasional
Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Nasional
Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

Nasional
Zita Anjani Berkurban Dua Sapi di Cipinang, Beri Nama Anyeong dan Haseyo

Zita Anjani Berkurban Dua Sapi di Cipinang, Beri Nama Anyeong dan Haseyo

Nasional
Rayakan Idul Adha, Menko Polhukam Ungkit Pengorbanan untuk Bangsa dan Negara

Rayakan Idul Adha, Menko Polhukam Ungkit Pengorbanan untuk Bangsa dan Negara

Nasional
Paus Fransiskus Akan Kunjungi Masjid Istiqlal Pada 5 September 2024

Paus Fransiskus Akan Kunjungi Masjid Istiqlal Pada 5 September 2024

Nasional
Soal Kans Dampingi Anies pada Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Belum Membicarakan sampai ke Situ

Soal Kans Dampingi Anies pada Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Belum Membicarakan sampai ke Situ

Nasional
Pimpinan KPK Dinilai Tak Mau Tangkap Harun Masiku, Bukan Tidak Mampu

Pimpinan KPK Dinilai Tak Mau Tangkap Harun Masiku, Bukan Tidak Mampu

Nasional
Muhadjir: Pelaku Judi 'Online' Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Muhadjir: Pelaku Judi "Online" Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Nasional
Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Nasional
Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Nasional
Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, pada Pilkada Solo

Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, pada Pilkada Solo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com