Kedua orangtua itu spontan menjawab iya, secara hampir bersamaan. Soekarman, yang kini banyak menghabiskan waktu untuk membantu seluruh keperluan penghuni KBRI Moskwa, lantang menyatakan siap kembali ke Indonesia jika tenaganya masih bisa digunakan. Lelaki asal Kertosono, Kediri, ini mengaku masih mempunyai keluarga dekat di Tangerang.
Uzhara lain lagi. Meski telah pensiun, tapi Universitas Moskwa masih memberi kesempatan baginya untuk mengabdikan ilmunya untuk mengajar bahasa Indonesia dan Sastra. Sutradara yang sudah memproduksi satu film pada tahun 1958 berjudul Hari Libur itu memendam kerinduan untuk bisa mengajar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). "Saya mau kembali kalau ada yang menggaji saya sebesar itu. Sebenarnya saya ingin mengajar di IKJ, ya mungkin seminggu sekali," ujar paman aktor Rico Tampaty ini.
Bagi Soekarman dan Uzhara, meninggalkan Rusia memang tidak lagi menjadi beban. Anak-anak mereka telah hidup mapan di Rusia. Istri mereka pun telah berpulang. Satu ganjalan yang tersisa adalah siapa yang akan mengganti uang pensiun jika mereka pindah kewarganegaraan? "Sebenarnya saya ada solusi baik yang patut dipertimbangkan pemerintah mumpung RUU Imigrasi sedang dibahas. Masukkan saja dalam salah satu pasal, bagi mantan WNI yang berusia di atas 70 tahun, tidak hanya di Rusia ya, tapi juga di negara-negara lain, termasuk eks GAM, dimungkinkan untuk mendapatkan semacam permanent resident di Indonesia tanpa harus menanggalkan kewarganegaraannya," kata Hamid.
"Dengan demikian, mereka bisa hidup di Indonesia, tapi tetap tidak kehilangan kewarganegaraan Rusia. Jadi mereka tetap bisa menerima pensiunnya. Ini semata-mata demi kemanusiaan. Lagi pula apa lagi yang dikhawatirkan pemerintah dengan orang berusia 70 tahun? Mau makar? kan tidak!" sambung Hamid.
Tapi itu pun masih usulan yang pasti akan memakan waktu panjang untuk jadi kenyataan. Jika masih seperti ini, kerinduan Soekarman dan Uzhara, serta 17 orang yang mengalami nasib sama dengan mereka kelihatannya tetap akan menjadi mimpi. Apalagi, UU menetapkan batas akhir penentuan sikap untuk kembali menjadi WNI hanya sampai tahun 2009. Sungguh, tak ada yang tahu apakah mereka sempat kembali ke tanah kelahirannya sebelum ajal menjemput....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.