Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Kapolda Kalbar Bertanggung Jawab

Kompas.com - 11/04/2008, 22:21 WIB

JAKARTA, JUMAT - Kapolri Jenderal Polisi Sutanto menilai, Kapolda Kalimantan Barat Brigjen Zaenal Abidin Ishak yang diperiksa tim Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Mabes Polri sejak Rabu (9/4) lalu, diduga bertanggungjawab atas pembalakan liar yang terjadi di Ketapang, Kalbar.

"Bertanggung jawab itu artinya sebagai pimpinan harus menguasai wilayahnya. Dan kalau tidak mampu ya tentu ada pertimbangan-pertimbangan," kata Kapolri Sutanto usai mengikuti pertemuan Presiden Yudhoyono dengan pengurus Habibie Center di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (11/4) sore.

Meski menilai bertanggung jawab, menurut Sutanto pihak Polri belum memutuskan apakah bakal mencopot Kapolda Kalbar dalam waktu dekat. "Nanti tunggu berikutnya. Dari berat ringannya apa yang dilakukan," ujarnya.

Lebih lanjut Kapolri mengemukakan, pihaknya masih menunggu sejauhmana keterlibatan Zaenal Abidin Ishak dalam kasus pembalakan liar di Ketapang, Kalbar. "Ini saya masih menunggu hasil pemeriksaan Itwasum," tukasnya seraya menjelaskan, pihak Polri akan mengumumkan dugaan keterlibatan Kapolda Kalbar kepada publik.

"Tunggu waktunya. Sebentar lagi karena ini menyangkut hak asasi seseorang, jadi harus kita cek," tandasnya.

Tiga pamen Polres Ketapang telah ditetapkan sebagai tersangka. Ketiga pamen Polres yang yang ditetapkan itu antara lain Kasatserse Polres Ketapang AK Kadafi yang dicopot dari jabatannya sejak Rabu (9/4), mantan Kapolres Ketapang AKB Moh Sun AM, dan mantan Kasatpol air Ketapang AK Agung Roy.

Menyangkut ketiga pamen Polri ini, Kapolri menegaskan, sanksi berupa pidana merupakan langkah tegas dari kepolisian. "Ini kita proses secara hukum. Dan yang penting pidana kita kenakan," urainya.

Sejak pertengahan Maret, Bareskrim Mabes Polri berhasil menangkap 21 kapal dan menyita 12 ribu meter kubik kayu senilai Rp 208 miliar. Dari hasil penyidikan polisi, dalam hitungan hari, sekitar 30 kapal diduga berhasil menyelundupkan kayu ke Kucing. Serawak yang merugikan negara hingga mencapai Rp 4,3 triliun setiap bulan. (Persda Network/ade)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com