Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heryawan-Dede, Andalkan Sosok Muda Jadi Pemikat

Kompas.com - 31/03/2008, 16:36 WIB

DALAM berbagai poster dan spanduk yang ditampilkan di berbagai lokasi di wilayah Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf mengidentikkan diri sebagai pasangan yang memberi harapan baru bagi provinsi itu. Klaim itu wajar sebab pasangan itu termasuk sosok baru sekaligus muda dalam pertarungan memperebutkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar tahun 2008.

Muda, sebab Ahmad Heryawan, yang selama ini menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, kelahiran Sukabumi pada 19 Juni 1966. Ia belum genap 42 tahun. Begitu pula Dede Yusuf, lahir di Jakarta pada 14 September 1966. Itu sebabnya, pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengklaim sebagai figur yang dinamis dan mandiri.

Dalam panggung politik, Ahmad Heryawan bukanlah wajah baru. Tahun 1999-2004, dia dipercayakan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan DKI Jakarta. Ia juga menjadi Ketua Umum Persatuan Umat Islam (PUI) sejak tahun 2004 hingga sekarang.

Dari rekam jejak yang dimiliki Ahmad Heryawan itu, PKS pun menetapkan dia menjadi calon gubernur Jabar. Dengan berprinsip inilah saatnya bagi orang muda untuk memimpin, PKS akhirnya memilih menggandeng Yusuf Macan Effendi alias Dede Yusuf yang diusung PAN menjadi calon wagub. Berbekal kepopuleran Dede sebagai artis, PKS dan PAN optimistis menyandingkan keduanya sebagai calon kepala daerah Jabar.

Ketua Tim Sukses Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (Hade), Haris Yuliana, mengatakan, selain seniman, Dede memiliki kemampuan memimpin dan toleransi kuat kepada kaum miskin. ”Karena jiwa seninya, Dede memiliki nurani mudah tersentuh dengan persoalan rakyat,” ujarnya.

Menurut Haris, di tengah permasalahan Jabar yang kompleks, diperlukan sosok pemimpin yang memiliki kemauan politik untuk melakukan perubahan, yaitu generasi muda. ”Berdasarkan semangat reformasi yang diusung PKS dan PAN, generasi muda perlu dikedepankan. Terbukti, di beberapa daerah yang dipimpin kaum muda justru maju,” katanya.

Ahmad Heryawan menambahkan, ke depan Jabar harus memiliki desain pembangunan yang jelas. Untuk membentuk kerangka dan arah pembangunan Jabar, pemimpin harus memiliki kemauan politik yang kuat. ”Kami akan melakukan reformasi atas kebekuan birokrasi dan menciptakan birokrasi yang bersih serta berorientasi pada pelayanan dan anggaran propublik. Dengan niat baik ini, kami yakin masyarakat memahami,” katanya.

Punya peluang

Jika bercermin dari hasil Pemilu 2004, pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf tidak didukung suara yang signifikan, yakni hanya 3.472.239 suara atau 17 persen dari total pemilih saat itu. Bahkan, PKS dan PAN pun cuma memiliki 21 kursi dari 100 kursi di DPRD Jabar.

Namun, bagi Haris, peta pemilihan kepala daerah (pilkada) berbeda dengan pemilu legislatif. Terbukti, pada pilkada di Kota Depok, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Bekasi, PKS dan PAN mampu memenanginya. ”Dalam konteks pilkada Jabar, PKS dan PAN berpotensi besar meraih suara terbanyak,” kata Haris.

Pengamat hukum Dindin S Maolani mengatakan, dalam pilkada, perolehan suara tidak serta-merta didasarkan pada besar kecilnya suara partai pengusung. Terbukti dukungan suara yang diraih pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar yang diusung PKS dalam pilkada DKI Jakarta lebih banyak dari suara PKS dalam Pemilu 2004.

Dindin mengakui, PKS merupakan partai yang memiliki mesin politik yang efektif sehingga tidak boleh diremehkan. Peluang Ahmad Heryawan-Dede Yusuf untuk meraih suara yang banyak tetap terbuka. ”Tetapi, yang paling menentukan adalah tingkat pengenalan publik pada kedua tokoh ini. Kita lihat saja seberapa besar kedekatan mereka dengan rakyat Jabar,” katanya.

Sebagai selebriti, Dede Yusuf dikenal masyarakat Jabar. Sebaliknya, Heryawan belum cukup populer. Waktu yang tersisa dua pekan harus dijadikan peluang bersosialisasi guna meyakinkan masyarakat. Kini saatnya orang muda layak dipercaya memimpin Jabar. (A01/JAN)

Sumber: Kompas Jabar Edisi 29 Maret 2008

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com