Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Republik Telo

Kompas.com - 22/03/2008, 10:51 WIB

Belakangan ini mereka juga membuat bakpia telo yang malah langsung mendapat penghargaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai jajanan tradisional terbaik. Harus saya akui, bakpia yang sangat renyah bagian luarnya ini malah lebih bagus daripada bakpia terkenal dari satu kota di Jawa.

Ubi jalar yang dibudidayakan dalam skala industri oleh perusahaan ini semuanya berwarna ungu. Karena itu, semua produk derivatifnya pun berwarna ungu. Bukan saja ungu merupakan warna yang lebih cantik, tetapi ubi jalar ungu juga mengandung Vitamin A lebih banyak, sehingga bermanfaat bagi kesehatan mata kita. Sama dengan bayam merah yang lebih bagus dibanding bayam hijau.

Di Filipina juga populer sekali es krim yang dibuat dari ubi jalar ungu. Orang Filipina menyebut ubi jalar dengan nama ube, sangat mirip dengan bahasa kita. Di sana, es krim ube adalah yang nomor dua favorit setelah es krim mangga. Agaknya kita pun perlu mencontoh keberhasilan Filipina memasyarakatkan es krim ube yang bahkan disukai oleh para wisatawan. Di bandara internasional Manila, ada gerai yang hanya menyediakan es krim mangga dan ube khusus untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Dikemas rapi dengan dry ice, agar dapat “selamat” sampai di tujuan.

Daun ubi jalar juga merupakan sayuran murah yang sering dimakan orang. Di Solo ada sebuah sajian – hampir punah karena sudah semakin langka – yang disebut brambang asem. Sajian ini bahan utamanya adalah daun ubi jalar yang disebut jlegor dalam bahasa setempat. Jlegor direbus, lalu disiram dengan saus yang terbuat dari gula merah, asam jawa, cabe merah, bawang merah, terasi. Disantap dengan baceman tempe gembus yang terbuat dari ampas tahu. Sajian rakyat jelata yang memang sangat murah harganya. Ternyata, ketika saya berkunjung ke Taiwan, pun di sana ada masakan yang dibuat dari daun ubi jalar ini. Di Taiwan, ubi jalar juga diproses menjadi bahan bakar nabati (biofuel).

Ah, kenapa pula sebagian rakyat kita harus menderita kelaparan bila sebenarnya kita dapat menyediakan ubi rebus dan brambang asem sebagai salah satu alternatif pengayaan gizi? Sayangnya, paradigma kita sekarang selalu mengacu pada beras manakala kita menyoal pangan.

Mari kita masyarakatkan telo, dan me-nelo-kan masyarakat!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com