Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buktikan Tobat, Moshaddeq Minta Waktu Shalat

Kompas.com - 27/02/2008, 12:44 WIB

JAKARTA, RABU - Terdakwa penodaan Agama, Moshaddeq tampaknya ingin membuktikan pertobatannya. Sesaat setelah adzan shalat zuhur berkumandang, ia meminta Hakim memberikan waktu padanya untuk melaksanakan ibadah Shalat.

Mau tak mau, Hakim meluluskan permintaannya dengan menskors sidang yang berlangsung di PN Jaksel, Rabu (27/2) selama 15 menit. Di ruang tahanan PN Jaksel, Moshaddeq terduduk sebentar, kemudian mengambil wudhu. 6 orang pria berjas berjaga-jaga di depan ruang tahanan tersebut.

Dari luar terlihat Moshaddeq menggelar dua buah sajadah, satu berwarna hijau pupus, satu berwarna merah. Sesaat kemudian ia duduk. Saat para wartawan hendak melihat apa yang dilakukannya, dua orang pria yang kemungkinan adalah pengikutnya langsung menghalangi. "Nanti saja, lagi shalat. Jangan difoto," kata pria berkacamata hitam tersebut.

Sebelumnya, anggota Al Qiyadah Al Islamiyah, Hasanuddin yang dihadirkan sebagai saksi mengatakan dalam ajaran mereka hanya dikenal perintah shalat pada malam hari. "Bagaimana dengan shalat zuhur, ashar, apa tidak ada? tanya Hakim."Tidak ada, karena siang belum ada perintah untuk shalat. Yang perintah wajib shalat adalah malam hari yaitu Qiyammul Lail," jawab Hasan.

Hasan, yang mengaku telah bertobat inipun mengatakan bahwa dalam kondisi Islam tertindas, waktu yang memungkinkan untuk shalat adalah malam hari. Jawabannya yang sulit dicerna ini memancing tawa pengunjung sidang. Hakim pun harus mengkonfirmasi maksud jawabannya itu. Namun, lagi-lagi ia mengeluarkan jawaban yang sama. (ING)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com